Jason Pelaku Penganiayaan Perawat RS Siloam Dituntut 2 Tahun Penjara

Hukum, Kriminal
kasus dugaan penganiayaan , korban mengalami luka lecet , penganiayaan terhadap seorang perawat

Palembang, lamanqu.comJason Cakrawinata (28) pelaku penganiayaan terhadap seorang perawat RS Siloam bernama Christina Ramauli Simatupan yang sempat viral di jejaring sosial beberapa waktu, terancam dua tahun penjara, Kamis (22/07/2021).

Itu diketahui saat Ursula Dewi, S.H JPU Kejari Palembang, menuntut terdakwa karena terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat 1 KUHP.

“Menuntut agar majelis hakim mengadili dan menjatuhkan pidana penjara kepada terdakwa dengan pidana penjara selama dua tahun,” tegas Ursula saat bacakan tuntutan.

Adapun hal yang memberatkan dalam tuntutannya, yakni perbuatan terdakwa mengakibatkan korban menderita sakit akibat luka penganiayaan yang dilakukan terdakwa serta perbuatan terdakwa memjadi perhatian publik di media sosial.

“Hal-hal yang meringakan terdakwa bersikap sopan selama persidangan,” ujar Ursula.

Atas tuntutan itu, terdakwa Jason yang juga dihadirkan secara virtual diberikan waktu satu minggu guna menyusun nota pembelaan (pledoi) atas tuntutan JPU Kejari Palembang.

“Untuk itu sidang dilanjutkan pada hari kamis pekan depan dengan agenda pembacaan pledoi,” Terang Edi sebelum menutup sidangnya.

Untuk diketahui, kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan terdakwa terjadi pada bulan April 2021 silam bertempat di Kamar No.6026 Lantai 6 Rumah Sakit Siloam Palembang Jalan POM IX Komplek PSX Mall Kel.Lorok Pakjo Kec.IB I Palembang.

Berawal pada saat terdakwa sedang berada di Kota Kayu Agung, terdakwa ditelepon oleh istrinya yakni saksi Rama Melisa als Melisa Binti H.Irsan dan memberitahu bahwa anak terdakwa yang sedang opname di RS. Siloam setelah dicabut infusnya, tangan anaknya tersebut mengeluarkan darah. Mendapat cerita tersebut terdakwa langsung berangkat ke RS Siloam Palembang.

Sesampainya di RS Siloam, setelah mengurus administrasi terdakwa pun hendak mencari keberadaan korban Christina dikamar tempat anak terdakwa dirawat guna menanyakan bagaimana tangan anak terdakwa bisa berdarah setelah dilepas infus oleh korban.

Belum sempat korban menjawab pertanyaan itu, terdakwa langsung emosi dengan memukul pipi kiri serta beberapa bagian tubuh korban meski korban telah meminta maaf kepada terdakwa.

Akibat perbuatan terdakwa JPU menjelaskan korban mengalami luka lecet di beberapa bagian wajah yakni didahi dan di bibir korban.