Oganilir, lamanqu.com – Wahyu Sanjaya Anggota MPR RI/DPR RI bersama dengan Pengurus Karang Taruna Kabupaten Ogan ilir menggelar diskusi empat pilar kebangsaan; Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika acara dihadiri juga Ratusan masyarakat Desa Sakatiga Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Sabtu(21/05/2023).
Wahyu sanjaya dalam penyampaiannya “Indonesia adalah negara yang telah disepakati oleh pendiri bangsa berasaskan Pancasila, Berkonstitusi UUD 1945, bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan diikat dengan pemahaman Bhineka Tunggal Ika, inilah empat tiang penyangga kita untuk kita pahami dan kita jaga keutuhannya,”

Perbedaan dan keberagaman Indonesia, kita maknai sebagai keindahan dan anugerah dari Tuhan yang maha Esa dengan perbedaan suku, agama, warna kulit, bahasa, adat dan tradisi kita lihat seperti pelangi yang indah karena warna warni. Tutur Wahyu Sanjaya yang juga Anggota Komisi II DPR RI
Lebih lanjut ia mengatakan. Diskusi ini harus kita galakkan di seluruh lapisan masyarakat agar kita dapat mengingatkan kembali dan memupuk rasa cinta kepada negara, agar kita tidak kehilangan jati diri bahwa Indonesia memiliki pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara.
Sementara itu Dr.Hilmin.M.Pd sebagai narasumber akademisi dari Institut Agama Islam Al Ittifaqiah (IAIQI) dan juga Ketua Karang Taruna Kabupaten Ogan Ilir menjelaskan. Pancasila adalah sumber nilai sekaligus pemersatu dan penguat perbedaan yang ada di Indonesia.
Secara bahasa Panca itu berarti lima, Sila itu berarti prinsip dan asas maka kelima sila tersebut adalah saling berkaitan yang dimulai dari sila pertama ketuhanan yang maha esa. Indonesia adalah negara yang meyakini adanya tuhan yang maha esa, berkat rahmat Allah tuhan yang maha esa indonesia merdeka, sega tindak tanduk dan perbuatan yang dilakukan orang indonesia meyakini adanya pertanggung jawaban kepada tuhan.
Dr. Hilmin yang juga alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menambahkan Sila kedua, adalah prinsip bangsa indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga hak asasi manusia (HAM), maka masyarakat indonesia memiliki kedudukan yang sama di muka hukum dan tidak ada perbedaan kasta. Maka negara menjamin kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan, kesejahteraan bagi warga negara.
Sila ketiga, persatuan Indonesia. Kekuatan kita adalah ikatan rasa persatuan dan kesatuan rasa senasib sepenanggungan ini identitas kita, sikap gotong royong adalah budaya kita. Maka yang sangat ditakuti oleh negara lain karena nasionalisme dan patriotisme warga negara. Oleh karena itu kekuatan ikatan persatuan ini agar kita jaga dan kita pupuk.
“Kerakyatan yang pimpin dalam kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan ini adalah mekanisme dan budaya kita Indonesia agar kita mengutamakan permusyawaratan setiap kali membuat keputusan, bukan dengan menang-menangan tetapi lebih mengedepankan akomodir kepentingan semua pihak. Itulah kemudian kita melaksanakan pemilihan umum untuk memilih presiden, DPR RI, Kepala daerah, DPRD adalah bentuk aspirasi kita dalam menentukan wakil kita sebagai rakyat,” Tutur Hilmin Alumni UIN Raden Fatah Palembang
Dalam pemaparannya Hilmin Doktor muda itu mengatakan, “Tujuan kita bernegara ini adalah untuk menjadikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, ini cita-cita luhur dalam bebangsa dan bernegara adil secara ekonomi tidak terjadi kesenjangan yang begitu besar antara kemiskinan dan kesejahteraan di rakyat kita indonesia, adil dalam mendapatkan kesempatan pelayanan pendidikan dan kesehatan. Maka negara ini harus dipimpin oleh orang-orang yang punya jiwa nasionalisme dan patriotisme.” Pungkasnya.




