• Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
Jumat, Oktober 24, 2025
No Result
View All Result
lamanqu.com
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
No Result
View All Result
lamanqu.com
No Result
View All Result
banner pemkab muba
ADVERTISEMENT
Home Opini

Napak Tilas Rentang 1998-2019, Sarjana Reformasi

Reporter Editor Sumsel
2 Oktober 2019
Napak Tilas Rentang 1998-2019, Sarjana Reformasi
Share on Whatsapp

Palembang, lamanqu.com – Soal sebutan UMP atau Universitas Muhammadyah Palembang dari zaman 98 kala itu era memasuki reformasi kampus di wilayah Plaju Palembang ini termasuk kampus vocal yang dalam artian banyak gerakan nya apalagi yang kala itu di Palembang tempat kuliah nya masih sedikit

lamanqu.com kali ini bincang dengan salah satu praktisi sekaligus saksi gerakan 98 yang sempat ngabdikan diri nya di UMP ini ya secara kebetulan diri nya juga ikut juga soal gerakan semasa masih mahasiswa walaupun cuman sekedar ikut ikutan candana nya.

Dia juga menuturkan di Kampus UMP itu banyak organisasi mahasiswa, misal nya soal pecinta alam, masing masing fakultas miliki pecinta Alam yang berbeda beda nama nya, kenang dia.

Memotivasi mahasiswa untuk cerdas berorganisasi bukan hanya cerdas secara akademis saja ada lah hal penting bagi nya untuk disampaikan. Bagi dia sandangan nama mahasiswa itu akademisi dan kritisi.

Kala itu dia sempat tercebur dalam gerakan mahasiswa, dia tidak sebutkan namanya.

Berkumpul nya para mahasiswa dengan pola kampanye gerakan yang dinamai Pijar waktu itu. Aktivis pijar ini keluar masuk dari satu kampus ke kampus lain nya dengan tujuan satu yaitu reformasi dia menirukan aktivis Pijar itu.

Palembang seputar atmo
Cara cara one get one, dia menjelaskan jika dapat satu orang mahasiswa untuk bergerak bersama dalam gerakan reformasi, baginya sudah lumayan dia beberkan.Dia lupa nama teman teman dari Pijar itu, ada nama nya Lusi sama Sofuan dan Ferdi entah dimana rimbah nya.

Ada lagi Adik satu tingkat kampusnya Kenny dan Hendra buat nama gerakan ‘Frabam’ (Front Aliansi Masyarakat Menggugat) dan untuk gerakan Mapala satu tingkat diatas nya ketua Mapala si gondrong Beni, jago orator dengan jejaring aktivis lingkungan kala itu. Dia sebut bernama lengkap Beni Herneidi.

Satu lagi sosok senior Novian Paiman, dia promtori anti races, ada gerakan yang sempat terbaca hari itu. Ketika hari belum menjelang tengah hari masa bergerak dari arah lapangan studio kamboja menuju perguruan methodist. Sempat menerima hujanan batu, secepat kilat almamter mahasiswa yang jadi benteng lumayan ampuh pukul mundur kerumunan itu.

Rasukan anti china bak virus waktu itu, mengutip sohib nya Welly Ardiansyah miliki falsafah kuat sewaktu dalam gerakan. Dia tuturkan juga idealisme sama sama sohibnya harus nikmati jam malam terpaksa jalan kaki Kiloan meter, kendaran umum lumpuh sepeda motor barang mewah bagi kelas mahasiswa yang untung untung masih bisa kuliah.

RRI kita duduki 5 tokoh agama di Sumsel sepakat sumsel anti rasis. Setelah sore nya gereja katholik seputaran atmo SMA Xaveirius 4 kita jadikan markas konkow dimotori Novian Paiman buat aksi Polda dan RRI.

Dahulu, lembaga yang kuat dengan kajian dan diskusi sekaligus markas gerakan mahasiswa membangun diskusi bersama dengan agenda kuat reformasi ada di LBH Palembang. Sederet nama nama itu masih jadi saksi, Ali khadapi dari Tridinanti, Dhabby K Gumara, Nurkolis, Yophy Bharata, Sulyaden, Lis Walhi, Eti Gustina, Jamaludin Aproni, bersama penulis seniman Anwar Putra Bayu sempat terimah intimidasi pasukan Brimob Polda Sumsel 21 tahun silam (maaf nama nya gak semua ketulis)

Pecah nya amarah mahasiswa kala itu jadi klimaks, teman satu gerakan Mahasiswa IBA yang dimotori Askolani, (alm) Meyer harus meregang nyawa berhadapan dengan preman berbaju Pemuda Panca Marga (PPM) saat aksi di depan Markas Kodam Ii Sriwijaya.

Masih terkenang pada praktisi ini, kata dia Mereka (mahasiswa) mengajak dengan potongan kalimat argumentatif salah satu nya, ” jika kita selesai kuliah apa ada jaminan kita kerja jika keadaan seperti ini terus?”.

Dahulu kumandang KKN itu sangat sentral bebernya.
Kroni pemerintah berkuasa, Korupsi Kolusi Nepotisme diksi ini kuat yang sering jadi bahasa sehari hari dalam gerakan waktu itu.

Jika dihitung dahulu 1998 sekarang 2019, rentang waktu cukup lama, lebih kurang 21 – 22 tahun berlalu. Dimana beda nya? Gerakan serupa tapi tak sama agenda nya.

Reformasi, tumpas KKN, turunkan Soeharto dan kronnya. Jika gerakan mahasiswa saat ini titik awalnya RUU katanya? Ada juga spekulasi lain? Waulahualam.

Yang pasti para aktivis 98 melihat gerakan mahasiswa 2019 ini, yang saat ini ada dalam posisi campur aduk.

Mungkin dalam posisi bernostalgia dengan senyum simpuh malu malu kah?

Atau senyum darah berkobar dengan gigi gigi gemertak lalu lunglai..hmm

Atau acuh dengan berucap sudah lah bukan urusan kalian ini sudah beda zaman nya?

Tahun 98 sudah berlalu, namun wartawan asing hingga saat ini pun masih pasih dengan underestimate Presiden kedua kita The Autoriterian – Militerism 35 years Presidents’ Soeharto.

Kala itu luapan kritis dan marah nya mahasiswa dalam gerakan reformasi ( Student Movement for reformation) gaya kepemimpinan, kroni, pemaksaan dengan militer, nah kini 2019 kritis nya mahasiswa dalam Aliansi BEM seluruh Indonesia ya karena RUU yang dituduh ” ngaco-arut” (ngawur).

Jika dahulu 98 yang didemo itu ya presiden nya, sekarang yang didemo DPR nya betul gak? Tolong dikoreksi jika saya salah, mengutip gaya gaya pemimpin rapat rapat elit politik.

Akhirnya gak ada yang perlu dikhawatirkan akan gerakan mahasiswa ini karena mereka murni terpelajar dengan segala proses nya baik itu di kampus di kelas dan di jalan. Apalagi mahasiswa UMP berjejer di pagar kampus nya bertulis 24 SKS kuliah di jalan.

Mereka (mahasiswa) yang salah satunya kampus asal kota Pelajar Jogja yang presiden BEM nya wong kito sang tersohor disapa Fathul. Lulusan SMA 17 kelas acelarasi ini pun sendiri mengakui pada ILC TVOne, mereka (mahasiswa) ditunggangi kepentingan rakyat.

Kedua, rentang waktu 21 hingga 22 tahun usia para sarjana diwisuda rata rata usia itu. Artinya sesuai harapan semua agar bangsa ini makin memasuki gelar kesarjanaan sejak awal reformasi hingga apa saja disebut era sekarang ini, ayo lah saling mendewasakan diri bersikap, negeri ini makin cerdas kok. Pola pola pembodohan itu makin kebaca, makin banyak orang pintar di negeri ini.

Ketiga, kita tetap mengambil pelajaran dari sebuah peristiwa baik itu peristiwa berfikir, berkhayal maupun peristiwa peristiwa kongrit yang terjadi. Tetaplah kita menganut bahwa Guru yang terbaik itu adalah Pengalaman itu sendiri, atau mengutip Albert Eisten ” Insanity is doing thing over and over again but result and expecting nothing”. So jika kita mau disebut Move On yang sesungguhnya ayo bangkit dan dari ambil pelajaran dari semua ini. (asj)

Tags: gerakan 98reformasi
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tidak Ada Penambahan Anggaran Penanggulangan Karhutla

Next Post

Maher Zain Bakal Hibur Penggemar Di Palembang

Editor Sumsel

Info Terkait

No Content Available

Berita Terbaru

KONI Sumsel Bantah Isu Pencairan Dana Hibah Rp10 Miliar Tanpa proposal

Polytam, Produk Petrokimia Unggulan Pertamina, Diproduksi di Kilang Plaju untuk Dorong Kemandirian Industri Nasional

Jika Tak Rampung Akhir Tahun 2025, Alur Sungai Lalan Ditutup 1 Januari 2026

KONI Sumsel Dukung Keputusan Panwasrah Terkait Jumlah Medali Angkat Besi Porprov XV, Minta Evaluasi Technical Delegate

Kilang Pertamina Plaju Pacu Inovasi Pekerja Lewat CIP

Kasus Cikalong Wetan Dinilai Aneh, Lima Orang Korban Pengeroyokan Jadi Tersangka

Ratusan Peserta Women Forest Defender Ikuti Kegiatan PINUS, TAF, dan FP3HI

Dies Natalis ke-43, Polsri Terus Bertransformasi, Perkuat Kolaborasi Industri dan Pendidikan untuk SDM Unggul

Banyak Jalan Rusak dan Fasilitas Umum Butuh Perbaikan, Warga OKU Selatan Curhat ke DPRD Sumsel

Berita Populer

Lalat, Penyebar Takdir dengan Kemampuan Fisik

lalat rumah
Reporter lian
18 Oktober 2025

LamanQu.Com - Dalam hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, satu makhluk kecil seringkali diabaikan, atau bahkan dicerca. Ia adalah lalat. Simbol kotoran dan...

Read more

Peluncuran Buku Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7–19 Masehi di Unsri: Fadli Zon Ungkapkan Bukti Kuatnya Peradaban Nusantara

keramik cina, Temuan Sungai Musi
Reporter YN
20 Oktober 2025

Palembang, LamanQu.Com - Peluncuran buku “Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7 sampai dengan 19 Masehi” karya Dr. H. Fadli...

Read more

Anthony Resmi Nahkodai HIPMI Golf Club Sumsel, Dorong Kolaborasi Bisnis dan Atlet Muda Berprestasi

HIPMI Golf Club Sumsel
Reporter YN
19 Oktober 2025

Palembang, LamanQu.Com - Badan Semi Otonom (Banom) BPD HIPMI Golf Club Sumatera Selatan (Sumsel) resmi dilantik di Lapangan Golf Kenten,...

Read more

Komandan Lanud SMH Terjun Langsung Sebagai Pelaku Pada Kegiatan Airport Emergency Excercise dan Airport Contigency Excercise Serta Emergency Response Plan

Komandan Lanud SMH
Reporter YN
18 Oktober 2025

Palembang, LamanQu.Com - Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Kolonel Pnb Zulfikri Arif Purba, S.Sos., MS.(NSSS)., terjun langsung sebagai pelaku pada...

Read more

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

  • Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In