• Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
Sabtu, September 27, 2025
No Result
View All Result
lamanqu.com
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
No Result
View All Result
lamanqu.com
No Result
View All Result
banner pemkab muba
ADVERTISEMENT
Home Serba Serbi Discovery

Topeng Monyet: Kisah Hiburan Rakyat yang Sudah Tiada

Reporter lian
22 September 2025
topeng monyet, hiburan rakyat
Share on Whatsapp

LamanQu.Com – Di pinggir jalan kota-kota besar Indonesia, dulu ada pemandangan yang tak asing. Seorang pria dengan kuda-kuda kecil dan seekor monyet dengan topeng dan pakaian berwarna-warni. Diiringi musik sederhana. Monyet akan beratraksi mengendarai sepeda. Kemudian menirukan gerakan manusia, dan mengumpulkan koin dari para penonton yang terhibur. Inilah topeng monyet, sebuah hiburan rakyat yang pernah menjadi bagian dari lanskap budaya Indonesia.

Namun, kisah pertunjukan ini tidak berakhir dengan tepuk tangan. Seiring waktu, pandangan masyarakat berubah, dan hiburan ini akhirnya ditertibkan karena alasan yang mendasar.

Era Kejayaan: Dari Tahun ke Tahun Hingga Akhir Abad ke-20

Popularitas topeng monyet sebagai hiburan jalanan berlangsung selama beberapa dekade. Sejak pertengahan abad ke-20, praktik ini telah tersebar luas, terutama di perkotaan dan area padat penduduk. Bagi banyak orang, topeng monyet adalah bentuk hiburan yang mudah diakses dan menghibur, sering kali menjadi bagian dari pasar malam atau acara komunitas.

Para pawang (pelatih monyet) mengandalkan keterampilan dan relasi mereka dengan hewan untuk mencari nafkah. Pertunjukan ini menjadi simbol dari interaksi unik antara manusia dan hewan, meskipun di balik tirai, banyak hal yang tidak diketahui oleh penonton.

Titik Balik: Suara Hati yang Mulai Bicara

Pada awal abad ke-21, terutama dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang hak-hak hewan, pandangan publik terhadap topeng monyet mulai berubah secara drastis. Organisasi perlindungan hewan dan aktivis mulai mengungkap kondisi di balik layar yang mengerikan.

  • Kekerasan dalam Pelatihan: Terungkap bahwa proses melatih monyet untuk melakukan trik seringkali melibatkan paksaan dan kekerasan fisik, seperti penarikan rantai yang kuat pada leher monyet untuk memaksa mereka berdiri atau melakukan trik yang tidak alami.
  • Kondisi Hidup yang Buruk: Monyet-monyet ini sering disimpan dalam kandang kecil dan kotor, tidak mendapatkan nutrisi yang layak, dan tidak memiliki akses ke ruang gerak yang cukup atau interaksi sosial yang penting bagi primata.
  • Ancaman Penyakit: Isu kesehatan publik juga menjadi perhatian utama. Monyet yang berinteraksi langsung dengan manusia tanpa kontrol kesehatan yang ketat berpotensi menjadi pembawa penyakit (zoonosis) yang dapat menular.

Akhir Sebuah Era: Penertiban dan Pelarangan

Puncaknya, pada tahun 2013, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah pimpinan Gubernur Joko Widodo mengambil langkah tegas untuk menghentikan praktik ini. Program penertiban dan penyelamatan besar-besaran diluncurkan. Monyet-monyet disita dari para pawang dan dibawa ke pusat rehabilitasi di Taman Marga Satwa Ragunan.

Program ini tidak hanya fokus pada hewan, tetapi juga memberikan solusi bagi para pawang. Mereka diberi kompensasi dan modal usaha agar bisa beralih profesi, menunjukkan pendekatan yang manusiawi dan komprehensif.

Langkah Jakarta ini diikuti oleh beberapa kota lain, yang secara efektif mengakhiri era topeng monyet di jalanan. Kini, praktik ini dianggap ilegal di banyak tempat.

Kisah topeng monyet adalah cerminan dari evolusi kesadaran sosial kita. Apa yang dulu dianggap sebagai hiburan tak berbahaya. Kini dilihat sebagai bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan. Berakhirnya tradisi ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap bentuk hiburan, kita memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan tidak ada makhluk hidup yang menderita.

Tags: Hiburan RakyatTopeng Monyet
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kasdim 0418/Palembang Hadiri Bakti Kesehatan HUT TNI ke-80 di Makesdam II/ Sriwijaya

Next Post

Ayam sang Penompang Peradaban yang Berakhir di Piring Makan

lian

Info Terkait

No Content Available

Berita Terbaru

Juara I di AXIS National Cup 2025 Regional Sumatera SMKN 1 Batam Siap Menggemparkan Istora Senayan Jakarta di Babak Grand Final

Dihadiri Dirut Saat Reses, Tapi Air Masih Mati, Warga Pertanyakan Komitmen PT TSM

Meteran Hilang, Tagihan Jalan Terus, Warga Griya Anggrek Permai Desak PT TSM Tanggap!

Anjing Pudel, Terlihat Mewah dengan Bulu Kribo yang Sempurna

Siberian Husky, Sebuah Mesin Penarik di Balik Dinginnya Badai Salju

Kasus Penipuan Terkait Lowongan Kerja, Ditreskrimum Polda Sumsel Naikkan Status ke Penyidikan

HMI Cabang Palembang Darussalam Persembahkan Kader Terbaik: Muhammad Ashari Putra, S.I.Kom. (Ari Derta) Resmi Menjabat Wakil Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi PB HMI MPO 2025–2027

Dirut PD Pasar Palembang Jaya Diduga Intimidasi Wartawan saat Konfirmasi Kasus Pungli

Hari Tani Nasional: 65 Tahun UUPA, Wujudkan Kedaulatan Pangan Tanpa Sinisme

Berita Populer

Ayam Boiler dan Petelur atau Lebih di Kenal dengan Ayam Negeri

ayam negeri, ayam petelur, ayam broiler
Reporter lian
23 September 2025

LamanQu.Com - Masyarakat Indonesia sering mengenal ayam negeri sebagai dua jenis, merah dan putih. Meskipun sama-sama ayam negeri. Keduanya memiliki...

Read more

Ayam sang Penompang Peradaban yang Berakhir di Piring Makan

ayam petelur
Reporter lian
22 September 2025

LamanQu.Com - Di antara semua makhluk yang berjalan di muka bumi, ada satu yang mungkin paling akrab dengan kehidupan kita....

Read more

Kalkun, Sang Bangsawan dengan Paruh Melengkung

kalkun, ayam kalkun, kalkun budidaya, unggas
Reporter lian
24 September 2025

LamanQu.Com - Di antara semua unggas, ada satu yang memiliki aura keagungan yang tak terbantahkan. Dengan dada membusung, bulu-bulu yang...

Read more

Siberian Husky, Sebuah Mesin Penarik di Balik Dinginnya Badai Salju

Siberian Husky, Anjing Siberian, Anjing Husky
Reporter lian
26 September 2025

LamanQu.Com - Di hamparan Siberia yang membeku, di mana suhu dapat menjatuhkan nyawa dan badai salju berkuasa, lahirlah sebuah mahakarya...

Read more

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

  • Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In