Tempe Dituding Pemicu Keracunan Massal 173 Siswa di PALI, Pemasok Sebut Produksi 120 Kilogram Hanya di MBG yang Bermasalah

PALI, LamanQu.Com – Kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) berbuntut panjang setelah hasil uji laboratorium resmi diumumkan oleh Dinas Kesehatan PALI, Jum’at (23/5/2025).
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan PALI Andre Fajar Wijaya, menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium diketahui terdapat dua sumber yang diduga kuat menjadi penyebab keracunan massal tersebut, yakni pada tempe goreng dan air yang digunakan. Sementara untuk ikan tongkol hasilnya negatif.
“Hasil uji laboratorium mengungkap bahwa kandungan bakteri Staphylococcus aureus pada tempe goreng melebihi nilai baku mutu, dimana hasilnya mencapai 45.000 CFU,” ujarnya.
Namun setelah hasil uji laboratorium tersebut keluar, protes keras justru datang dari pengusaha tempe usai tempe dituding menjadi penyebab keracunan massal 173 siswa.
Maryati, pemasok tempe program Makan Bergizi Gratis (MBG) di PALI menegaskan bahwa dalam memenuhi pasokan tempe pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut, pihaknya sejauh ini selalu menyediakan tempe dengan kualitas terbaik.
“Kami ni bingung kalau memang dari tempe jelaskan dari mananya, kami merasa dirugikan lantaran tempe yang kami anter tempe baru, tempe yang masih bagus,” tegasnya.
Dijelaskannya, bahwa di hari yang sama pihaknya memproduksi total sekitar 120 kilogram tempe yang juga dipasok ke beberapa tempat seperti pasar dan rumah makan termasuk dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).
“hari kejadian itu 120 kilo, kesana 50 kilo yang 70 kilo dipasok keluar tapi gak ada kendala, yang bermasalah hanya di MBG,” jelasnya.
Bahkan, ia menduga jika persoalan keracunan massal itu bukan berasal dari tempe yang diproduksi, namun bisa jadi disebabkan oleh cara penyimpanan dan pengolahan pihak dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kurang tepat.
Lebih lanjut, ia pun mengungkap bahwa pada hari insiden keracunan massal tersebut pihak dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya memesan 300 keping tempe dari yang biasanya 600 keping dengan alasan masih ada stok lama.
“Kejadian terakhir itu mereka cuma pesan 300 dari yang biasanya 600 keping, alasannya masih ada stok yang dibekukan, jadikan bisa jadi sebabnya dari sana,” ungkapnya.
Berita Terkait
Indeks BeritaBPS Gelar Survei Kebutuhan Data 2025: Ajak Masyarakat Beri Penilaian Pelayanan Publi...
News, Sumsel
KAI Divre III Palembang Siapkan 14 Ribu Tempat Duduk Jelang Libur Panjang Tahun Baru...
News, Sumsel
Kasdim 0418/Palembang Ikuti Gowes Bareng Dalam dalam Rangka HUT Bhayangkara ke‑79...
News, Sumsel
Bupati Resmikan Gedung Perpustakaan Ahmad Qori Nuri Al Ittifaqiah, Sebut Hutang Wari...
News
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Kuatkan Putusan KPPU dalam Keberatan Perkara Goole...
Hukum, News
Usai Shalat Jumat Berjamaah di Kantor, Gubernur Herman Deru Dengarkan Curhat Para Pe...
News, Sumsel