Film Setelah Kita Menangis Terpilih Wakili Festival Film Bulanan Lokus 6 dari Kemenparekraf

Entertainment, Film
Festival Film Bulanan , Karya Musi Kreatif , Musi Kreatif Indonesia

lamanqu.comSebuah film pendek berjudul ‘Setelah Kita Menangis’ yang diproduksi oleh Musi Kreatif Indonesia dan disutradarai oleh Fani Atma Wijaya, telah berhasil menjadi film terpilih di Festival Film Bulanan Lokus 6 yang diadakan oleh Kemenparekraf RI.

Film ‘Setelah Kita Menangis’ ini merupakan perwakilan dari regional Lokus 6 yang mencakup Aceh, Riau, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, dan Kepulauan Riau.

Film ‘Setelah Kita Menangis’ akan bersaing dengan 19 film lainnya dari 10 lokus di tingkat nasional dan menjadi nominasi dalam malam penghargaan Festival Film Bulanan yang akan diadakan pada akhir tahun, tepatnya di bulan Desember.

Para pemenang film terbaik dan kategori akan berhak mendapatkan dukungan untuk hadir dan mempromosikan filmnya di Cannes Film Festival pada tahun 2024.

Film ‘Setelah Kita Menangis’ ini mengisahkan tentang Syahrul (48) dan anaknya Reno (10) yang terjebak dalam kesedihan setelah kehilangan Siti (43), sang istri yang meninggal dalam kecelakaan pesawat saat pulang dari luar negeri sebagai TKW.

Kehilangan tersebut membuat hubungan antara Syahrul dan Reno menjadi canggung dan berbeda.

Syahrul yang harus tetap tegar untuk menjadi contoh bagi anaknya, terkesan menelantarkan Reno, sedangkan Reno tidak ingin dianggap lemah sebagai seorang laki-laki.

Akhirnya, Syahrul menyadari bahwa ego keduanya telah mengorbankan banyak hal.

Film ini diperankan oleh Muhammad Bagir sebagai Syahrul dan Muhammad Nagib sebagai Reno.

Sutradara, Fani Atma Wijaya, berharap agar kualitas film-film dari wilayah Lokus 6, terutama di Sumatera, dapat bersaing dengan film-film dari Jawa.

“Meskipun mereka tidak memiliki basic sekolah film, tetapi mereka terus berusaha mengasah kemampuan diri baik dari sisi literasi maupun teknis dalam pembuatan film,” kata Fani Atma Wijaya.

Produser, Rifqi Mardhani, berharap bahwa keberhasilan film mereka di Festival Film Bulanan dapat mendorong munculnya lebih banyak film-film dari Palembang yang dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Film tersebut dapat memanfaatkan ragam budaya dan kearifan lokal di Palembang dan Sumsel sebagai bahan cerita,” ungkap Rifqi Mardhani.