• Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
Minggu, Oktober 5, 2025
No Result
View All Result
lamanqu.com
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
No Result
View All Result
lamanqu.com
No Result
View All Result
banner pemkab muba
ADVERTISEMENT
Home Serba Serbi Discovery

Kampung Harta Karun di Pulau Kemaro

Reporter Editor Sumsel
31 Oktober 2021
harta karun di pulau kemaro, harta karun di sungai musi, pemburu harta karun
Share on Whatsapp

lamanqu.com – Napas Budiman tersengal-sengal saat muncul ke permukaan air. Melepas masker oksigen yang menutupi seluruh wajahnya, tangan Budiman yang terulur disambut Badarudin yang menunggu di atas kapal.

Dari saku celananya menyembul barang-barang temuan dari dasar sungai. Pecahan keramik dikeluarkannya. Dari belakang celananya, Budiman mengeluarkan satu barang unik: benda tajam berbahan logam menyerupai mata tombak sepanjang 30 sentimeter dengan patahan kayu di pangkalnya.

Mata tombak itu benda paling menarik yang ditemukan oleh Budiman selama dua jam menyelam di Sungai Musi hari itu. Sisanya pecahan keramik, yang bisa dijual murah di Pasar Mingguan Cinde. Setengah hari itu, rombongan lima orang pemburu harta karun asal Pulau Kemaro ini belum mendapatkan emas.

Pulau Kemaro merupakan delta kecil yang terletak di timur laut pusat Kota Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan. Luasnya hanya 79 hektar, pemukiman yang hanya ada di pesisir pulau berisi seratusan rumah tinggal. Sisanya merupakan kawasan wisata tempat Pagoda berlantai, makam putri Sriwijaya, Klenteng Hok Tjing Rio, Kuil Buddha, dan kawasan yang paling luas sawah padi rawa.

Geliat para penyelam Sungai Musi tidak terlepas dari aktivitas mencari balok kayu dan besi bekas di dasar sungai yang terjatuh dari kapal pengangkut barang sejak tahun 1970-an. Sejak dahulu pun barang-barang kuno sudah mulai ditemukan. Warga zaman dulu tidak mengetahui nilainya sehingga tidak banyak dikoleksi atau dijual kembali.

Namun sejak balok kayu dan besi bekas semakin sulit didapatkan, warga pun mulai mengetahui bahwa barang kuno tersebut bisa dijual mahal, ditambah semakin banyak orang yang ingin membeli barang tersebut, lama kelamaan fokus penyelaman mereka berganti menjadi pemburu harta karun.

Kini, hampir seluruh warga Pulau Kemaro berprofesi sebagai pemburu harta karun. Hanya warga lansia yang berusia lebih dari 60 tahun yang tak lagi aktif sebagai penyelam, hanya bertani dan penyedia jasa transportasi penyeberangan sungai. Sekitar 15 kapal asal Pulau Kemaro yang setiap harinya beroperasi mencari harta karun.

Salah satu warga lansia yang masih berprofesi sebagai pemburu harta adalah Hamid. Usianya 58 tahun, ikut dalam kapal milik Wisnu, salah satu pengepul dan cukong para pemburu harta. Hamid mengaku sudah melakoni profesi pemburu harta karun sejak 2009. Dulu, dirinya masih sanggup untuk menyelam hingga dua jam. Namun usia yang semakin tua memaksa dirinya hanya menjadi kru kapal dan mentor bagi para penyelam muda. Anak keenam Hamid, Budiman, bahkan menjadi penyelam pertama di tim ini.

“Memang yang berprofesi sebagai penyelam ini kebanyakan masih memiliki hubungan keluarga. Anak saya dua jadi penyelam, saya hanya membimbing dan membantu dari atas kapal saja kalau sekarang,” kata Hamid.

Sedangkan Badarudin, penyelam kedua di tim ini masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Hamid. Dua generasi warga Pulau Kemaro yang sudah berprofesi sebagai penyelam sejak 1970, berhasil menggantungkan hidupnya dari mencari sisa-sisa peninggalan peradaban masa lalu.

Budiman sudah melakoni profesi penyelam Sungai Musi sejak empat tahun lalu. Bapak dua orang anak berusia 30 tahun ini memilih ikut dengan ayahnya mencari benda kuno agar dapur tetap mengepul.

Budi mengaku harus menjaga kondisi tubuhnya tetap fit agar bisa menyelam setiap harinya. Berbekal minyak gosok yang membuat tubuh hangat, Budi bisa bertahan menyelam hingga dua jam. Sungai Musi dengan kedalaman 15-25 meter dijajalnya setiap hari. Hanya selang yang terhubung antara mesin kompresor dengan hidungnya yang mempertahankan nyawanya. Sisanya gelap. Air keruh Sungai Musi membuat lingkungan tempat bekerjanya tak terlihat.

Budi hanya bisa meraba menggunakan tangan agar bisa memvisualisasikan alam sekitarnya. Tak jarang kaki Budi terluka karena menginjak kerikil, batu, bahkan sampah di dasar sungai yang berserakan. Namun diantara sampah itu, dengan bantuan visualisasi imajinasinya, Budi mengantongi barang-barang yang dibawanya ke permukaan.

“Kalau lagi pilek nggak bisa. Di bawah sangat dingin. Kalau sedang fit saya bisa bertahan dua jam menyelam. Tidak tentu berapa jamnya. Kalau sudah tidak kuat dingin, saya raih tali yang terhubung ke kapal, taring selang tiga kali kasih kode untuk dimatikan mesinnya, dan saya naik ke atas kapal,” kata Budi.

Yang paling mudah ditemukan oleh para pemburu harta karun di Sungai Musi adalah serbuk emas. Mereka menggunakan pompa air untuk menyedot pasir di dasar Sungai. Pasir yang seukuran kerikil dikumpulkan kemudian direndam ke dalam air merkuri. Proses tersebut akan memisahkan pasir dengan serbuk emas yang kemudian dikumpulkan.

Satu gram emas dihargai Rp500 ribu yang dijual ke penadah.

pemburu harta karun, harta karun di Sungai Musi

“Jumlah yang didapat tidak tentu per harinya. Namun sebulan bisa dapat Rp3-5 juta dari jual serbuk emas itu,” ujar Adi, salah satu penyelam lain.

Benda yang juga sering ditemukan adalah pecahan keramik berupa mangkuk, piring, atau gerabah. Pecahan barang berbahan keramik tidak mahal dijual, namun tetap laku dijual di Pasar Cinde. Pecahan keramik dihargai Rp50-100 ribu, tergantung keutuhannya. Namun barang kuno berbahan keramik yang ditemukan utuh bisa sangat berharga. Paling mahal bisa mencapai Rp10 juta, tergantung kelangkaannya saat diidentifikasi umurnya.

Manik-manik berwarna-warni pun masih banyak ditemukan di Sungai Musi, juga koin-koin kuno beraksara China. Manik-manik yang ditemukan berbentuk butiran, kemudian diuntai agar bisa dibuat gelang atau kalung.

Yang paling berharga adalah benda berbahan emas, baik itu cincin, anting, maupun potongan perhiasan yang tak utuh. Meskipun jarang ditemukan, namun sekali dapat bisa berharga sangat mahal. Cincin emas dengan simbol agama Buddha yang menjadi koleksi Wisnu, sejak ditemukan pada 2018 masih disimpannya dengan baik.

“Mau dijual sayang, tapi kalau ada yang menawar dengan harga sesuai bakal dilepas juga,” ujar Wisnu semringah.

Wisnu memiliki dua kapal, namun satu yang masih aktif beroperasi. Kekurangan kru menjadi alasan kapal lain milik dirinya masih menganggur.

Tags: barang temuan dari dasar sungaiberprofesi sebagai penyelamcukong para pemburu hartamencari harta karun
ADVERTISEMENT
Previous Post

Harga Emas 24 Karat di Pegadaian Kembali Turun

Next Post

Manchester United Kembali Bangkit Dengan Melibas Tottenham Hotspur Tanpa Perlawanan

Editor Sumsel

Info Terkait

No Content Available

Berita Terbaru

Dugaan Malpraktik, RS Hermina Palembang Dilaporkan ke Polda Sumsel

Pornas XVII Korpri Siap Dihelat Di Sumsel, Ini Beberapa Disampaikan

Kodim 0418/Palembang Gelar Tradisi Penerimaan Warga Baru di Makodim Sekojo Palembang

Hasil Uji Lemigas, Produk Kilang Pertamina Plaju Penuhi Spesifikasi Kepdirjen Migas

PT MPC Diduga Lakukan Pengalihan IUP Ilegal, Fakar Lematang Melaporkan ke Bareskrim

POSE RI dan JO Media Partner POSE RI Desak Pemilik MaxOne Hotel Kosongkan Tanah 550 Meter

DPD RI Sumsel Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam Rangka HUT ke-21

Pemprov Sumsel Akan Gelar SRGF di OKU Selatan, Berikut Diungkapkan Plt Kadisbudpar Sumsel

Masyarakat Menolak Ruang Khusus Merokok Di Dalam Gedung

Berita Populer

Serigala Berbulu Domba, Sebuah Metaforis dari Penipuan Berkedok Polos

serigala berbulu domba
Reporter lian
3 Oktober 2025

LamanQu.Com - Di antara semua ancaman yang mengintai dalam interaksi sosial, tidak ada yang lebih berbahaya daripada sosok yang tampil...

Read more

Shio, Roda Kosmik Penentu Takdir dari 12 Hewan Penjaga Waktu

shio
Reporter lian
1 Oktober 2025

LamanQu.Com - Di ufuk Timur, sebuah sistem penanggalan kuno telah mengatur waktu dan nasib manusia selama ribuan tahun. Bukan sekadar...

Read more

Sisi Baik dan Buruk dari Babi

Sisi Baik dari Babi, Sisi Buruk dari Babi
Reporter lian
30 September 2025

LamanQu.Com - Babi adalah makhluk dengan dua sisi yang sangat kontras. Di satu sisi, ia adalah salah satu hewan paling...

Read more

DPD RI Sumsel Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam Rangka HUT ke-21

Anggota DPD RI, Ratu Tenny Leriva
Reporter Editor Sumsel
3 Oktober 2025

Palembang, LamanQu.Com – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-21 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), DPD RI...

Read more

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

  • Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In