Rembuk Stunting, Kades : Malu Jika Stunting Desa Kita Tinggi
Banyuasin, lamanqu.com – Pemerintah Desa (Pemdes) Talang Ipuh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin menggelar rembuk stunting melalui Program Inovasi Desa (PID) di Kantor desa setempat, Jum’at (06/11/2020).
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis pada anak. Dimana hal ini disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak berupa tinggi badan lebih pendek dari standar usia.
Selain itu masalah stunting di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi di 14 provinsi yang prevalensinya melebihi angka nasional.
Sementara Kades Ardina mengatakan dalam kesempatan ini, meminta agar semua pihak untuk bersama-sama membahas bagaimana solusi yang akan dilakukan dalam menekan angka stunting di Desa Talang Ipuh.
”Kita malu jika angka stunting masih tinggi, Jadi mari kita upayakan menurunkan bahkan menghilangkan angka stunting di desa ini,”tegas dia.
Lanjutnya, bahwa Rembuk Stunting ini berfungsi sebagai forum musyawarah antara kader Desa, masyarakat Desa dengan Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
”Dalam kegiatan ini kami membahas perencanaan anggaran serta pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di Desa Talang Ipuh.Terutama dalam mencegah kasus stunting agar jangan sampai terjadi di Desa kita. Caranya dengan mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di desa,”Ungkanya.
Ketua BPD Eta Ismanto, S.Sos mengatakan pembahasan Kesepakatan hasil rembuk stunting tersebut dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Pemerintahan Desa dan perwakilan peserta rembuk stunting.
“Usulan program/kegiatan dalam mendukung konvergensi pencegahan stunting yang dihasilkan dalam rembuk stunting tersebut dibawa dan dikawal dalam kegiatan perencanaan desa melalui musrenbangdes untuk menentukan prioritas program/kegiatan yang akan mendapatkan penganggaran dari APBDes di tahun berikutnya,” ucapnya.
Sementara, Baharudin, ST. PDP Kecamatan Suak Tapeh menyampaikan, stunting merupakan penyakit yang harus diantisipasi bersama. Bahkan pihak Puskesmas tidak mungkin melakukan sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari semua lapisan masyarakat.
”Untuk menekan angka stunting ini, kita semua harus lebih aktif menjaga asupan gizi pada anak,”kata dia.
Pola hidup sehat juga harus di perhatikan, dimana untuk balita usia 0-6 bulan tidak boleh diberikan makanan pendamping. Artinya bayi yang baru lahir sampai 6 bulan cukup diberikan ASI.Mengingat ASI mampu menyediakan semua asupan gizi yang dibutuhkan balita. Usus dan lambung pada balita belum mampu menerima dan mencerna makanan pendamping. Jadi harus kita perhatikan.
“Lingkungan harus dijaga dengan sebaik mungkin. Pasalnya jika lingkungan sudah bersih, otomatis angka stunting akan lebih mudah diturunkan.Apa yang sudah diprogramkan Pemdes saat ini sangat baik. Karena menjaga lingkungan adalah bagian dari pola hidup sehat, “pungkas dia. (Indera)