• Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
Jumat, Oktober 3, 2025
No Result
View All Result
lamanqu.com
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
No Result
View All Result
lamanqu.com
No Result
View All Result
banner pemkab muba
ADVERTISEMENT
Home Opini

Asal Muasal Hari Ibu, Ungkapan Dan Tradisinya Di Beberapa Negara

Reporter Editor Sumsel
23 Desember 2018
Asal Muasal Hari Ibu, Ungkapan Dan Tradisinya Di Beberapa Negara
Share on Whatsapp

lamanqu.com – Kita Setiap 22 Desember, selalu memperingati Hari Ibu tapi mungkin tak banyak dari Anda yang tahu tentang sejarah Hari Ibu di Indonesia.

Tidakkah Anda penasaran kenapa kita selalu memperingati Hari Ibu tanggal 22 Desember? Kenapa sih bukan tanggal lainnya yang dipilih?

Di sini, Anda akan diajak untuk mengetahui sejarah Hari Ibu di Indonesia. Tak hanya menambah pengetahuan, Anda bisa lebih memaknai dan menghargai perayaan ini.

Pengetahuan ini mungkin akan menambah kekaguman Anda terhadap para pejuang wanita di zaman dahulu. Mungkin juga membuat Anda bersyukur terlahir di zaman modern.

Selain sejarah Hari Ibu di Indonesia, kami juga akan mengajak Anda mengetahui sejarah peringatan Hari Ibu internasional.

Hari Ibu Tanggal 22 Desember – Kongres Perempuan Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia
Sejarah Hari Ibu di Indonesia berawal dari berkumpulnya para pejuang wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Mereka bertemu dalam Kongres Perempuan Indonesia I yang digelar 22 – 25 Desember 1928.

Dalam kongres yang bertempat di Yogyakarta tersebut, berbagai isu tentang permasalahan wanita Indonesia dibahas. Di antaranya tentang persatuan dan perbaikan nasib perempuan serta perjuangan kemerdekaan.

Mereka juga membahas perbaikan gizi ibu dan balita, pernikahan dini, perdagangan anak-anak dan perempuan, dll. Kongres ini pun bermaksud mengingatkan hak-hak wanita atas pendidikan.

Untuk merayakan semangat wanita Indonesia dalam kongres tersebut, ditetapkanlah Hari Ibu tanggal 22 Desember. Namun, penetapannya baru dilakukan di Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938.

Di ulang tahun Kongres Perempuan Indonesia ke-25, Hari Ibu di Indonesia kemudian dijadikan hari nasional. Keputusan ini diresmikan Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.

Perayaan Hari Ibu Tanggal 22 Desember di Indonesia

Dilihat dari sejarah Hari Ibu di Indonesia, awalnya perayaan ini memang ditujukan untuk mengingat semangat wanita Nusantara. Namun di jaman modern, maknanya telah berubah.

Hari Ibu di Indonesia kini lebih dimaknai sebagai saat untuk menyatakan cinta pada sang bunda. Juga sebagai rasa terima kasih atas jernih payah yang dilakukannya untuk membimbing buah hatinya. Peran bunda memang sangat besar dalam membentuk keluarga bahagia.

Hari Ibu tanggal 22 Desember pun dirayakan dengan berbagai cara. Sebagian besar memang lebih bersifat personal. Yaitu dengan mengucapkan selamat atau menggantikan pekerjaan bunda di rumah.

Terkadang, ada juga event lomba yang berkaitan dengan ibu dan anak. Yang paling sering diadakan misalnya memasak dan foto bersama, juga membasuh kaki bunda secara massal.

Di beberapa sekolah, instansi, dan Dharma Wanita, lomba memakai kebaya pun kadang diadakan. Tujuannya yaitu untuk mengingat jasa bunda dan untuk sejarah Hari Ibu di Indonesia.

Selain itu, ada yang merayakannya dengan mengikuti lomba menyanyi atau menulis puisi. Juga dengan memberikan kado untuk Hari Ibu.

Sejarah Hari Ibu Internasional

Sejarah Hari Ibu Internasional – Anna Jarvis
Anna Jarvis
Sementara itu, sejarah Hari Ibu internasional sedikit berbeda dengan sejarah Hari Ibu di Indonesia. Semua berawal dari perjuangan seorang perempuan bernama Anna Jarvis di Amerika Serikat, 1905 silam.

Di tahun tersebut, Ann Reves Jarvis, ibunda Anna meninggal dunia. Ann adalah seorang aktivis perdamaian yang kerap memperjuangkan kesehatan dan sanitasi masyarakat.

Ann juga kerap merawat prajurit yang terluka dalam perang. Ia bahkan tak pernah memandang apakah prajurit tersebut dari pihak kawan atau lawan. Sosok Ann pun sangat dihormati oleh Anna.

Kematian Ann bahkan menginspirasi Anna untuk mengkampanyekan agar Mother’s Day diakui di Amerika. Ia ingin ada tanggal khusus untuk menghormati semua bunda di dunia.

Tahun 1908, Mother’s Day pertama kali dirayakan saat Anna memperingati kematian ibunya. Tempat peringatan tersebut, St. Andrew’s Methodist Church, kini menjadi tempat suci untuk Hari Ibu Internasional.

Namun di tahun yang sama, proposalnya agar Mother’s Day dijadikan libur nasional ditolak Kongres Amerika Serikat. Meski demikian, Anna tak putus semangat memperjuangkan mimpinya.

Perjuangannya baru diakui di 1914 saat Woodrow Wilson menandatangani sebuah proklamasi. Yaitu agar Mother’s Day yang jatuh di Minggu kedua Mei ditetapkan sebagai libur nasional.

Sayang, setelah berhasil, Mother’s Day semakin sering dikomersialkan. Anna pun sempat memboikot peringatan yang diperjuangkannya itu. Ia ingin orang-orang kembali mengingat esensi dan makna Mother’s Day yang sebenarnya.

Anna bahkan sempat ditangkap atas tuduhan mengganggu ketenangan publik. Namun, perjuangannya terus ia lakukan hingga awal 1940. Delapan tahun kemudian, ia meninggal dunia dalam kondisi demensia dan tanpa sepeser uang pun.

Berawal dari perjuangan Anna, peringatan minggu kedua Mei ini diadopsi di lebih dari 75 negara. Saking banyaknya yang merayakan, meski tak ditetapkan secara resmi, banyak yang menganggapnya Hari Ibu Internasional.

Perayaan Hari Ibu Internasional di Berbagai Negara

Selain Minggu kedua Mei, Hari Ibu internasional diperingati di waktu berbeda di berbagai negara. Beberapa juga mengaitkannya dengan kepercayaan atau sejarahnya masing-masing seperti di Indonesia.

Ada pula yang sebenarnya sudah punya peringatan khusus untuk sang bunda. Namun akhirnya mengadopsi beberapa karakteristik dari Amerika. Lebih jelasnya, berikut ini perayaan Hari Ibu internasional di beberapa negara:
Amerika Serikat

Sejarah Hari Ibu di Indonesia – Anyelir
Bunga anyelir yang sering diberikan saat Hari Ibu
Terlepas dari harapan Anna, Mother’s Day terus menjadi salah satu event paling menguntungkan secara komersial di Amerika. Penjualan bunga anyelir dan kartu ucapan bahkan meledak di musim liburan ini.

Anyelir memang menjadi simbol Mother’s Day. Biasanya, anak membeli anyelir putih untuk bunda yang telah meninggal dunia atau berwarna jika ia masih hidup.

Mother’s Day juga dirayakan dengan mengunjungi gereja. Jumlah kunjungan gereja saat Mother’s Day bahkan termasuk tertinggi di Amerika, hanya kalah dari saat Natal dan Paskah.

Sambungan telepon jarak jauh pun meningkat signifikan. Selain itu, Mother’s Day biasa dirayakan dengan berkumpul dan makan bersama keluarga. Ada pula yang memberikan puisi dan surat sebagai tanda cinta.

Inggris

Masyarakat Inggris merayakan Mothering Sunday atau Hari Ibu tanggal 1 Maret paling cepat dan selambat-lambatnya 4 April. Yang pasti, Mothering Sunday jatuh di Minggu keempat masa Prapaskah.

Sejarah Hari Ibu internasional di Inggris ini memang terkait dengan gereja. Ahli sejarah meyakini Mothering Sunday berkembang dari tradisi abad ke-16. Yaitu mengunjungi Mother Church di Minggu Prapaskah IV (Laetare).

Anak-anak dan keluarga yang tinggal jauh dari rumah diberi kesempatan untuk “mudik” ke kampung halamannya. Di perjalanan pulang, mereka akan mengambil bunga untuk diletakkan di gereja atau diberikan ke ibunda.

Setelah mendapat pengaruh dari Amerika, Mothering Sunday berubah menjadi tradisi menghormati bunda. Namun dengan mempertahankan beberapa tradisi seperti makan cake bersama keluarga.

Taiwan
Sama dengan Hari Ibu internasional, masyarakat Taiwan merayakan Mother’s Day pada Minggu kedua bulan Mei. Yang membuatnya spesial, perayaan ini bertepatan dengan ulang tahun Budha.

Ulang tahun Budha sendiri awalnya bisa jatuh di sekitar April sampai Mei. Namun sejak 1999, pemerintah Taiwan menetapkannya menjadi Minggu kedua Mei, sama dengan Mother’s Day.

Organisasi amal terbesar di Taiwan, Tzu Chi, bahkan menetapkan 3 perayaan besar sekaligus sejak 2006. Yaitu ulang tahun Budha, Mother’s Day, dan Tzu Chi Day.

Karena itulah Mother’s Day dirayakan secara besar-besaran. Biasanya, akan ada banyak karnaval dan pertunjukan yang bisa dikunjungi.

Selain itu, ada juga yang bersifat personal. Seperti mengirimkan surat tanda terima kasih serta memijat dan mencuci kaki bunda.

Australia

Bunga krisan
Di Australia, Mother’s Day dirayakan di Minggu kedua bulan Mei. Sejarah Hari Ibu internasional di Australia ini dimulai oleh Janet Heyden di 1924.

Janet memulai tradisi mengunjungi pasien di Newington State Home for Women. Kebanyakan pasien adalah bunda yang terlupakan oleh keluarganya dan merasa kesepian.

Untuk membuat mereka bahagia, Janet mengajak orang-orang berdonasi dan memberi hadiah. Dukungan ini terus meningkat, bahkan mendapat perhatian dari walikota setempat. Sejak saat itu, Mother’s Day mulai dikomersialisasi.

Jika di Amerika Mother’s Day identik dengan anyelir, di Australia beda lagi. Di Negeri Kangguru ini, krisan lah yang banyak diberikan sebagai tanda cinta pada bunda.

Krisan memang banyak berbunga di bulan Mei. Selain itu, krisan disebut sebagai “chrysanthemum” dalam bahasa Latin dan Inggris. “Mum” di akhir kata ini sering dipakai sebagai panggilan sayang untuk bunda di Australia.

Mesir
Seperti kebanyakan negara Arab lainnya, Mesir merayakan Hari Ibu tanggal 21 Maret. Sejarah Hari Ibu internasional di negara-negara Arab memang bermula dari Mesir.

Yang pertama kali mengenalkan konsep ini di Mesir adalah jurnalis bernama Mustafa Amin lewat bukunya “Smiling America” (1943). Namun gagasan ini sempat dilewatkan begitu saja.

Amin lalu mendengar kisah seorang janda yang berjuang membesarkan anaknya hingga menjadi dokter. Sayang, setelah sukses, si anak malah menikah dan meninggalkan ibunya begitu saja.
Dari situlah Amin tergerak untuk mempromosikan Mother’s Day. Awalnya, Presiden Gamal Abdul Nassir tak menganggap serius ide tersebut, namun pada akhirnya menyetujuinya.

Mesir pun meresmikan Hari Ibu tanggal 21 Maret 1956. Praktik ini kemudian diadopsi oleh negara-negara Arab lainnya.

Setelah diresmikan, Amin sempat ditanggap dan dipenjara. Agar masyarakat tak mengingat Amin, pemerintah sempat berusaha mengganti Mother’s Day menjadi Family Day.

Namun usaha ini gagal. Hari Ibu internasional di Mesir tetap dirayakan hingga kini. Lagu-lagu klasik untuk menghormati ibu pun masih terkenal sampai sekarang.

Iran
Berbeda dengan negara lain, Iran menggunakan kalender Hijriah untuk memperingati Mother’s Day. Mereka merayakan Hari Ibu tanggal 20 Jumadil Akhir dengan berterima kasih dan memberi hadiah untuk bunda.

Awalnya, perayaan ini jatuh di 16 Desember. Ia ditetapkan oleh Institute For Women Protection yang mengadopsi kalender Masehi.

Perayaan ini mendapat dukungan dari keluarga Pahlavi yang menjadi Shah terakhir di Iran. Mereka bahkan memanfaatkan Mother’s Day untuk mempromosikan pandangan maternalis.

Shah juga memberikan penghargaan terhadap wanita yang menjunjung tinggi pandangan ini. Salah satunya ke ibu yang memiliki banyak anak dan sehat.

Tradisi ini kemudian dikritik. Pasalnnya, ia dianggap ingin menghapus gerakan feminis dan mempertahankan pandangan tradisional terhadap wanita.

Pasca Revolusi Iran 1979, perayaan Mother’s Day pun dipindah ke 20 Jumadil Akhir. Tanggal ini merupakan tanggal lahir Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah.

India

Sejarah Hari Ibu Internasional – Festival Durga Puja India
Di India, Mother’s Day yang diadaptasi dari kultur modern diperingati setiap Minggu kedua bulan Mei. Seperti di negara lain, anak-anak dan suami akan memberikan kado, kartu, atau bunga untuk bundanya.

Namun, biasanya hanya penduduk di kota-kota yang merayakannya. Sementara sebagian besar masyarakat malah tidak mengetahui tentang perayaan ini.

Mayoritas penganut Hindu justru merayakan Mother’s Day yang lain dalam festival Durga Puja. Durga dikenal sebagai Ibu Alam Semesta dan dewi yang melindungi manusia dari kejahatan.

Festival ini berlangsung selama 10 hari di bulan September atau Oktober. Biasanya, keluarga akan menyiapkan makanan khas dan kado untuk sahabat dan kerabat. Persiapan ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu.

Yugoslavia
Sebelum pecah menjadi beberapa negara, Yugoslavia punya tradisi unik untuk merayakan Mother’s Day. Tradisi ini mungkin tidak bisa dijumpai di negara lainnya.

Mother’s Day di Yugoslavia merupakan bagian dari perayaan 3 hari yang dilakukan sebelum Natal. Perayaan ini terdiri dari Hari Anak (Children’s Day), Hari Ibu, dan Hari Ayah (Father’s Day).

Children’s Day jatuh di hari Minggu pertama bulan Desember atau 3 minggu sebelum Natal. Anak-anak diikat dan tidak akan dilepas sebelum berjanji untuk menjadi anak yang baik.

Hari Minggu berikutnya adalah Mother’s Day. Kali ini, giliran anak-anak yang menyelinap di tempat tidur bunda dan mengikatnya. Bunda tidak boleh bangun sampai mau memberi anaknya hadiah, permen, kue, dan lain lain.

Minggu ketiga atau seminggu sebelum Natal, giliran ayah yang diikat saat Father’s Day. Ayah pun baru dibebaskan setelah berjanji memberi hadiah mahal.

Semua janji ini nantinya akan dipenuhi saat Natal tiba. Tradisi yang sangat unik, jahil, sekaligus menyenangkan, kan?

Kalau di Indonesia, Children’s Day, Mother’s Day, dan Father’s Day jatuh di bulan berbeda sehingga tidak bisa dirayakan sekaligus. Malah, masih banyak yang belum tahu kapan Hari Ayah dan Anak digelar.

Jepang

Awalnya masyarakat baik laki-laki maupun wanita Jepang merayakan Hari Ibu tanggal 6 Maret. Yaitu bertepatan dengan ulang tahun Permaisuri Kojun, ibunda Kaisar Akihito.

Tahun 1949, barulah masyarakat Jepang merayakan Hari Ibu internasional di Minggu kedua bulan Mei. Biasanya, anak-anak bangun pagi dan menyapa bundanya dengan ucapan Haha no Hi atau Happy Mother’s Day!

Tradisi lain yang masih dipertahankan adalah memberikan bunga mawar atau anyelir merah. Harumnya bunga ini melambangkan cinta, manis, dan kesetiaan.

Syal, saputangan, dan tas juga menjadi kado pilihan yang banyak diberikan. Selain itu, anak-anak juga memasak makanan yang telah diajarkan oleh ibundanya.

Ada juga tradisi baru yang berkembang selama beberapa tahun terakhir. Yaitu menggambar ilustrasi bundanya dan menyertakan gambar tersebut dalam kontes.

Rusia
Mayoritas negara pecahan Uni Soviet merayakan International Women’s Day alih-alih Mother’s Day. Namun, ada juga yang merayakan keduanya seperti Rusia, Ukraina, dan Kirgistan.

Masyarakat Rusia merayakan Hari Ibu tanggal 8 Maret bersamaan dengan Hari Wanita Internasional. Hari ini ditujukan untuk menghormati wanita dan merefleksikan kesetaraan gender.

Sejak tahun 1998, Mother’s Day sebenarnya memiliki hari perayaan khusus. Yaitu di Minggu terakhir bulan November. Namun, hadiah dan ucapan Hari Ibu masih lebih sering diberikan di bulan Maret.

Hadiah yang diberikan sendiri bisa bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah bunga forget-me-not warna biru muda dan kartu ucapan. Bunga ini adalah simbol pengingat agar kita tidak pernah melupakan bunda.

Tags: Hari IbuSejarah hari ibusejarah Hari Ibu di Indonesia
ADVERTISEMENT
Previous Post

Konsolidasi PKS Sumsel, Singgung Penghapusan Pajak Bermotor dan SIM Seumur Hidup

Next Post

Anak Karakatau Cauased A Silent Tsunami, Beaches Area in Sunda Straight Flooded

Editor Sumsel

Info Terkait

Astra Motor Sumsel, Safety Riding

Astra Motor Sumsel Gelar Safety Riding Education Special Hari Ibu

22 Desember 2023
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

Seluruh DPC IWAPI se Sumsel Ikuti Peringatan Hari Ibu, Ini Maksud Tujuan Diselenggarakan Ini

16 Desember 2022
FPPS Bagi Paket Sembako, Hari Ibu, Forum Pemerhati Pendidikan Sriwijaya

FPPS Bagi 200 Paket Sembako

22 Desember 2020
“Perempuan Berdaya Indonesia Maju“ Tema Hari Ibu di Polda Sumsel

“Perempuan Berdaya Indonesia Maju“ Tema Hari Ibu di Polda Sumsel

24 Desember 2019
Sekelumit Fase Kenyataan Ibu-Kita Alami, Apa Yang Telah Kita Perbuat?

Sekelumit Fase Kenyataan Ibu-Kita Alami, Apa Yang Telah Kita Perbuat?

23 Desember 2018
Di Muara Enim, Hari Ibu Pejabat Lombah Nasi Goreng

Di Muara Enim, Hari Ibu Pejabat Lombah Nasi Goreng

20 Desember 2018

Berita Terbaru

DPD RI Sumsel Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam Rangka HUT ke-21

Pemprov Sumsel Akan Gelar SRGF di OKU Selatan, Berikut Diungkapkan Plt Kadisbudpar Sumsel

Masyarakat Menolak Ruang Khusus Merokok Di Dalam Gedung

Serigala Berbulu Domba, Sebuah Metaforis dari Penipuan Berkedok Polos

Serigala, Sebuah Perwujudan Sempurna dalam Ikatan Kekeluargaan

Ketua Umum BPC HIPMI Kota Palembang Peby Anggi Pratama Dorong Mahasiswa Sumsel Jadi Pengusaha Muda

Polda Sumsel Tegaskan Tidak Ada Intervensi dalam Kasus Kolam Retensi Simpang Bandara

Dari Kampus untuk Ekonomi: Hipmi PT Sumsel Siap Cetak 10 Ribu Entrepreneur

Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pasar Cinde Palembang

Berita Populer

Shio, Roda Kosmik Penentu Takdir dari 12 Hewan Penjaga Waktu

shio
Reporter lian
1 Oktober 2025

LamanQu.Com - Di ufuk Timur, sebuah sistem penanggalan kuno telah mengatur waktu dan nasib manusia selama ribuan tahun. Bukan sekadar...

Read more

Sisi Baik dan Buruk dari Babi

Sisi Baik dari Babi, Sisi Buruk dari Babi
Reporter lian
30 September 2025

LamanQu.Com - Babi adalah makhluk dengan dua sisi yang sangat kontras. Di satu sisi, ia adalah salah satu hewan paling...

Read more

Serigala Berbulu Domba, Sebuah Metaforis dari Penipuan Berkedok Polos

serigala berbulu domba
Reporter lian
3 Oktober 2025

LamanQu.Com - Di antara semua ancaman yang mengintai dalam interaksi sosial, tidak ada yang lebih berbahaya daripada sosok yang tampil...

Read more

Ayam Boiler dan Petelur atau Lebih di Kenal dengan Ayam Negeri

ayam negeri, ayam petelur, ayam broiler
Reporter lian
23 September 2025

LamanQu.Com - Masyarakat Indonesia sering mengenal ayam negeri sebagai dua jenis, merah dan putih. Meskipun sama-sama ayam negeri. Keduanya memiliki...

Read more

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

  • Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In