Palembang, lamanqu.com – Pemerhati Politik Forum Demokrasi Sriwijaya ( ForDeS) Bagindo Togar Bb mengatakan, jujur harus dikatakan bahwa kenaikan harga sawit dan karet belakangan ini sangat bermakna signifikan bagi para petani karet dan sawit. Kabar baik yang disampaikan oleh Menko Airlangga dalam kunjungan kerja nya ke Palembang dan sekitarnya Maret lalu, dikatakan oleh pengamat politik Sumsel Bagindo Togar bak oasis di tengah gurun.
“Setelah dua tahun kita didera oleh berbagai cerita muram tentang perekonomian kita terutama para petani yang hasil kebunnya terus mengalami penurunan harga, kenaikan harga yang cukup signfikan ini benar-benar merupakan kabar baik. Kabar baiknya lagi bahwa kenaikan ini bukan semata akibat kenaikan harga di pasar global tetapi juga sebagian merupakan buah dari berbagai kebijakan pemerintah seperti upaya peremajaan tanaman rakyat, bantuan permodalan melalui KUR, penguatan pasar domestik agar kita tidak sepenuhnuya tergantung pada fluktuasi harga di pasar internasional dan berbagai kebijakan lainnya yang menunjukkan keberpihakan kepada petani,” ujarnya.
Bagindo Togar menjelaskan, memang betul di balik keberhasilan ini, banyak hal bisa dikritisi terhadap upaya pemerintah speerti masih adanya masalah dalam tata niaga nya, kerentanan petani terhadap fluktuasi harga pasar internasional dan sebagainya.
“Tapi di balik semua kritikan yang bisa dialamatkan kepada pemerintah tersebut, upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan para petani jelas harus tak hanya dihargai tapi juga harus didukung. Tentu saja kini PR nya adalah bagaimana menjaga momentum baik ini sehingga membaiknya kesejahteraan petani bukan cuma bersifat musiman tetapi dapat terus berkelanjutan,” demikian persepsi Bagindo Togar ketika diminta pendapatnya tentang kedatangan Menko Perekonomian awal Maret lalu dalam rangka menghadiri perayaan ulang tahun Nadhatul Ulama yang dipusatkan di Palembang.
Lebih lanjut Bagindo Togar juga mengatakan bahwa walaupun kabar baik ini disampaikan oleh Airlangga dalam kapasitas nya sebagai Menko Perekonomian, tapi sulit untuk menafikan akan implikasinya terhadap Airlangga dalam kapasitas sebagai ketua umum DPP Golkar. Kabar baik ini telah digunakan dengan tepat, tak hanya sebagai angin segar bagi petani tetapi juga sebagai harapan baru (new hope) bagi masa depan petani rakyat. Selain itu, jelas terlihat keinginan untuk menunjukkan keberpihakan Airlangga terhap nasib para petani. Jelas ini merupakan modal politik yang kuat bagi Airlangga dan partai Golkar untuk memasuki kontestasi politik di 2024 kelak.
Tapi kata Bagindo Togar pula, keadaan yang menguntungkan ini tentu tidak akan terjadi secara automaticly. Modal politik sebagaimana halnya dengan modal finansial dan modal-modal lainnya hanya bisa bermanfaat jika modal tersebut digunakan secara tepat. Tapi jika modal tersebut tidak pernah digunakan atau dimanfaatkan secara produktif maka modal tersebut akan tergerus seiring dengan waktu.
“Semuanya tentu terpulang kepada Airlangga dan partai Golkar, khususnya jajaran di DPD Partai Golkar Sumsel apakah mampu memanfaatkan modal politik yang sudah dibangun ini menjadi hal-hal yang produktif bagi keuntungan partai atau justru sebaliknya disia-siakan, sehingga menjadi modal yang mubazir. Jawabannya tentu tergantung bagaimana para elite daerah merespon secara tangkas juga cerdas,” pungkas Bagindo Togar.