Palembang, lamanqu.com – Asia Kakehashi Project adalah sebuah program pertukaran pelajar tingkat SMA ke Jepang dalam rangka menjembatani pemahaman budaya Jepang dengan Asia lainnya. Tahun ini ada 32 siswa se Indonesia yang terpilih dalam Asia Kakehashi Project.
Dua diantaranya adalah siswa SMA Negeri 17 Plus Palembang terpilih dalam Asia Kakehashi Project yakni Nadya Nurul dari kelas XII. IPA dan M. Gherriandi Raja Buana dari kelas XII. IPA.
Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel sangat mendukung prestasi siswa SMA Negeri 17 Plus Palembang terpilih dalam Asia Kakehashi Project, karena telah berprestasi ditingkat internasional.
Sebelum keberangkatan ke Jepang, Nadya Nurul dari dan M. Gherriandi Raja Buana didampingi Kepala SMA Negeri 17 Plus
Palembang Dra. Hj. Purwiastuti Kusumastiwi, M.M melakukan audiensi ke Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Drs H Riza Fahlevi MM.
M. Gherriandi Raja Buana atau yang akrab disapa Gherri mengatakan, dia mengikuti seleksi pertukaran pelajar ini selama dua tahun. Tahun pertama tidak berhasil karena pandemi, saat itu langsung ikut tiga program yakni pertukaran pelajar ke Amerika Serikat, Jepang dan Swiss tapi gagal. Untuk tahun kedua dia ikut seleksi Asia Kakehashi Project.
“Seleksi pertama adalah seleksi berkas, wawancara, bina kelompok untuk menyelesaikan masalah. Kemudian seleksi tahap nasional, dirangking se Indonesia. Dan kemudian seleksi internasional. Seleksi ini, memakai waktu satu tahun. Alhamdulilah dapat terpilih dalam Asia Kakehashi Project dan akan berangkat pada pertengahan September dan akan kembali ke Indonesia lagi pada April tahun 2022 ,” ujarnya.
Gherri mengungkapkan, saat ini dia sudah mempersiapkan visa dan mempersiapkan untuk pembelajaran Bahasa Jepang, agar nanti di Jepang bisa berkomunikasi dengan orang-orang disana.
“Saya juga mulai dari sekarang mempelajari beberapa budaya Jepang, agar tidak culture shock. Selain itu, persiapan barang-barang yang akan dibawa,” ujarnya.
“Keluarga sangat mensuport apa saja kegiatan yang aku ambil selama itu positif. Apalagi sebelumnya waktu SMP pengen belajar dan kuliah di luar negeri. Tetapi kan kita tahu kalau kuliah di luar negeri itu mahal. Motivasi dari diri sendiri juga pengen banget mengeklpore diri sendiri. Dengan terpilih dalam Asia Kakehashi Project ini bukan hanya mengeksplore diri sendiri tapi juga budaya dari luar.
“Karena dengan mengikuti pertukaran pelajar di Jepang, saya mendapat pengalaman yang lebih dibandingkan teman-teman yang lain,” katanya.
“Motivasi eksternalnya adalah sekolah sangat mendukung dengan memotivasi dan memfasilitasi kami ikut pertukaran pelajar ini. Karena waktu pertama kali masuk di SMA Negeri 17 Plus Palembang, kakak kelas yang baru pulang dari pertukaran pelajar dari luar negeri dan yang baru berangkat dipanggil dan diperkenalkan . Jadi saya tertantang, bisa enggak aku kayak gitu, I like that and i can be helf that,” bebernya.
Gherri yang juga Ketua OSIS SMA Negeri 17 Plus Palembang ini berharap setelah ikut program pertukaran pelajar ke Jepang ini, dia ingin mengimplementasikan dan menerapkan apa saja yang didapatkan di Jepang, dan pengen membagikan ke teman-teman di Indonesia.
“Saat berada di Jepang, aku pengen membagikan apa saja budaya yang menarik dari Indonesia ke teman-teman disana. Selain itu, juga pengen membawa nama baik Indonesia di Jepang,” bebernya.
“Untuk adik adik , jangan takut untuk bermimpi setinggi apapun. Kuncinya adalah tetap berusaha dan lakukan yang terbaik. Just be the best version of yourself, pantang menyerah, dan selalu berdoa,” tandas Gherri.
Sementara itu, Nadya Nurul mengungkapkan, untuk mengikuti Asia Kakehashi Project ada beberapa tahapan yang harus dilalui yakni seleksi tingkat provinsi, kemudian nasional, baru ke internasional.
“Seleksinya mulai tahap pemberkasan dilihat nilai raport tidak boleh nilai C, kemudian wawancara dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sama terakhir dinamika kelompok. Tes bahasa asing diliat pas di wawancara Bahasa Inggris. Saya bersyukur dapat terpilih dalam Asia Kakehashi Project ini mewakili pelajar Sumsel dan Indonesia. Karena dalam seleksi tingkat internasional hanya 32 pelajar Indonesia yang berhasil lolos seleksi mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang. Yang paling penting untuk ikut pertukaran pelajar ini, setiap seleksi kita diajak bersikap untuk be your self yakni jangan begantung dengan orang lain,” bebernya.
Sebelum keberangkatan, sambung Nadya, dia sudah belajar Bahasa Jepang dan mempelajari budaya Jepang.
“Kalau sudah disana langsung terjun ke kehidupan orang Jepang. Jadi tau bagaimana budayanya. Budaya apa saja yang bagus yang bisa diadaptasi, jadi disana nanti belajar,” ucapnya.
Nadya mengungkapkan, disini Nadya sudah belajar Bahasa Jepang. Jadi disana tinggal mengimplementasikannya, langsung berkomunikasi pakai Bahasa Jepang. Disana nanti dia juga belajar mata pelajaran Kimia, Biologi tapi tidak semua pelajaran dipelajari, yang dia tertarik saja.
“Awal mula ikut pertukaran pelajar ke Jepang karena Nadya suka Jepang. Jadi ikut lintas minat Bahasa Jepang disekolah ini. Selain itu, Nadya juga suja budaya Jepang yang sopan santun, toleransi dan tepat waktu. Destinasinya juga bagus semua. Itu motivasi Nadya ikut pertukaran pelajar ke Jepang. Harapannya dengan ikut program pertukaran pelajar ke Jepang, Nadya bisa mengimplementasikan budaya budayanya dan bisa diadaptasi, dan kemampuan berbahasa dan bersosialisasi lebih baik lagi,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Drs H Riza Fahlevi MM mengatakan, Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel sangat mensuport dan mendukung program ini. Pertukaran budaya, menunjukkan Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional. Kita tidak kalah dengan luar negeri. Pemprov Sumsel, dan diknas mendukung program ini.”Selamat kepada ananda Gherri dan Nadya. Selamat, ananda membawa nama baik orang tua, sekolah, Sumsel dan Indonesia,” ujarnya.
Riza Fahlevi menuturkan, dengan adanya prestasi siswa SMA Negeri 17 Plus Palembang, artinya ada regenerasi harapan kita, sesuai visi Bapak Gubernur Herman Deru “Sumsel Maju Untuk Semua”. Siswa harus CERDAS yakni Chemestri harus ada kedekatan, tidak ada beda kasta. Untuk huruf E nya yaitu efektif/efiesien, entrepenerur. R yakni reasional, realistis. Dan huruf D nya adalah disiplin kunci segalanya, dan untuk huruf A nya yakni aplikasi kuasai, amanah. Sedangkan huruf S yakni scient atau ilmu serta sopan santun.
Sekretaris Dinas Pendidikan H. Markoginta, S.Pd, MM menuturkan, dia bangga dengan prestasi siswa
SMA Negeri 17 Plus Palembang. “Semoga bisa diikuti siswa SMA lainnya di Sumsel. Pesan saya untuk Gherii dan Nadya adalah harus komitmen, apa yang diinginkan dan cita-cita yang ingin dicapai harus diraih dengan sungguh-sungguh. Semoga kedepan banyak tumbuh siswa berpretasi seperti Gherri dan Nadya,” bebernya.
Kepala SMA Negeri 17 Plus Palembang Dra. Hj. Purwiastuti Kusumastiwi, M.M menambahkan, pihaknya sangat mensuport siswa yang mengikuti program berskala nasional maupun internasional. “Kita akan terus memotivasi siswa untuk bersaing ditingkat internasional. Kedepan, kita berharap lebih banyak lagi siswa yang berprestasi ditingkat internasional,” pungkasnya.