Pidato Nadiem Karim Bikin Reaksi Happy Warganet
Palembang, lamanqu.com – Konten pidato yang dibuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional 2019, Sabtu (23/11/2019) mendapatkan respons positif dari banyak pihak.
Bagaimana tidak, pidato yang sudah tersebar di sosial media ini mendapatkan reaksi positif dari warganet.
Banyak warganet yang senang dengan kepekaan dan kepedulian Nadiem mengenai berbagai isu dan masalah yang guru hadapi untuk Pendidikan di Indonesia.
Hal ini pun mendapatkan respons dari beragam kalangan di sosial media.
Misalnya di twitter sudah kurang lebih 10 ribu memberikan cuitan positifnya. Cuitan waragnet itu antara lain:
“Seluruh keresahan selama hampir 10th mengajar terwakili semua disini. Terimakasih, Pak Nadiem,” tulis @jembercoret.
“Faktanya, semua teknologi telah berevolusi mulai 150 tahun yg lalu. Mulai dari telefon hingga kendaraan, kecuali sistem mengajar dikelas. Semoga ini menjadi langkah awal evolusi sistem pendidikan diindonesia,” komentar @yudyapra.
“Sebagai seorang pengajar, aku tersanjung dgn pidato pak Nadiem. Terkesan jelas, lugas & berterus terang apa adanya. Trigger yg plg tpt menyadarkan & merangkul oranglain, para guru utk mau bergerak bersama, memantikkan asa, mendidik para calon pemimpin bangsa, menuju masa depan IDN 2045,” tulis @muhammadenggar.
“Curhat gengs, makku jd guru swasta udah 21 tahun lebih, diangkat sertifikasi baru 3 tahun dan dana turun 3 bulan sekali tapi bisa telat sampai 6 bulan. Kontras banget sama yg pegawai negeri. Semoga Pak Nadiem bisa lebih mengapresiasi guru swasta dan pelosok, tulis @diobiai.
“Keresahan yang dari jaman dulu disampaikan oleh Pak Nadiem. Berharap suasana di kelas selalu aktif agar tak ada lagi yang ketiduran di kelas,” cuitan @alasantri.
“Semua berharap lebih akan kompleks nya soal pendidikan ini pak nadiem, soal sertifikasi guru harus 24 menguras waktu, belom lagi data dapodik jd dalih tak berkesudahan sering hambat turunya tunjangan profesional guru, tulis @sehatakal
Sedang pidato yang diucapkan oleh Nadiem itu mengangkat berbagai masalah guru yang terjadi selama ini, dan mengaku tidak akan memberi janji kosong.
“Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati. Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ucap Nadiem.
“Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia,” imbuhnya.
Karena itu ia mengajak para guru yang ada di Sabang hingga Merauke untuk melakukan beberapa hal yang dapat dilaksanakan.(ifn)