Ayah dan Bunda, Jaga Warisan (Anak) Kita Hingga Batas Usia

Agama
anak-anak yang rajin beribadah , generasi Qur'ani , pelaksanaan peringatan Isra Mi'raj

lamanqu.com – Allah SWT mencintai anak-anak yang rajin beribadah, membaca Al-Quran, serta ikhlas beramal. Untuk itu, ayah dan bunda mari jaga warisan (anak) kita hingga tiba batas usia. Kelak, merekalah penolong di hadapan Allah SWT.

Siang menjelang petang Ahad 21 Maret 2021. Langit nampak begitu cerah di seputaran Mushalla Baitul Makmur di Griya Cipta Sejahtera, RT 10 RW 05, Bukitbaru, Ilir Barat Satu, Kota Palembang. Sedikitnya 75 anak Taman Kanak (TK) Taman Pendidikan Alquran (TPA) Baitul Makmur berseragam putih-putih berhimpun di ruangan mushalla. Mereka seakan berpadu lalu duduk manis sembari menanti waktunya tampil.

Pun tak ketinggalan pula Ibu-ibu majelis Ta’lim Baitul Makmur begitu semangat membawakan tembang religi dengan diiringi rebana. Usai tiga lagu dikumandangkan, giliran anak-anak TK TPA Baitul Makmur yang unjuk kebolehan.

Di tengah-tengah hadirin, anak didik TK TPA Baitul Makmur ini coba membawakan sholawat Nabi. Puncaknya syair Abu Nawar berkumandang di dalam ruangan mushalla. Mereka terlihat menghayati betul tiap lirik yang terkandung di syair itu.

Usai penampilan anak didik TK TPA, acara dilanjutkan dengan sekapur sirih dari Ketua TK TPA Baitul Makmur Aimi Spd MPdI. Kali ini, Aimi memaparkan betapa pentingnya arti sebuah TK TPA. Jika tidak aral yang melintang, TK TPA Baitul Makmur berencana akan membangun tempat yang baru khusus bagi anak mengaji Al-quran.

“Insyaallah, mohon doanya Bapak-bapak dan Ibu-ibu. Kita ingin sekali mencetak generasi Qur’ani di Perumahan Griya Cipta Sejahtera. Apalagi jumlah anak-anak yang ikut di TK TPA cukup banyak mencapai 75 anak. Ya, selama ini kita manfaatkan ruangan Mushalla Baitul Makmur guna menghafal Al-Quran dan mengaji. Juga kegiatan-kegiatan lainnya,” demikian ungkap Aimi.

Angga Pratama MC Acara Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1442 Hijriah memersilakan Raffi Kusuma Perdana untuk membacakan Ayat Al-Quran. Lantunan saritilawah dibawakan oleh Humairoh.

Ustad H Asep Isa Ansori
Ustad H Asep Isa Ansori

Tibalah ke acara yang ditunggu-tunggu. Ustad H Asep Isa Ansori sebagai penceramah di peringatan Isro Mikroj Nabi Muhammad SAW di Mushalla Baitul Makmur menyampaikan betapa bahagianya kedua orang tua bilamana anak-anaknya membaca Al-Quran. Sebaliknya para ustadz dan ustadzah yang telah berjuang di jalan Allah tentu amatlah patut dihormati.

“Hari ini kita memperingati hari apa? Siapa nama ayah nabi Muhammad? ,” siapa yang bisa jawab Ustad Asep kasih hadiah Tanggo, sontak anak-anak berebut jawab.

Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting bagi kehidupan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Ada faedah ataupun hikmah Isra Miraj yang bisa diambil oleh umat Muslim dari peristiwa ini.

“Ayah dan Bunda yang berbahagia. Mari kita jaga warisan anak-anak kita ini. Kelak, merekalah yang akan menjadi penolong kita dihadapan Allah SWT,” Asep menyebutkan

Isra Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriaah. Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di malam hari dari Mekkah ke Baitul Maqdis, Palestina hingga langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha.

“Kira-kira Ibu-ibu sudah berapa kali memperingati maulid Nabi? Bu, Masjid Aqso ada di mana? Bu…Bu, Ibu jangan taunyo Ayu Ting Ting, Dewi Persik,” seketika suasana penuh dengan tawa hadirin.

Allah Cinta Hamba yang Ikhlas

Allah Cinta Hamba yang Ikhlas

Atas sederet kejadian yang dialami Nabi Muhammad,  Allah SWT kemudian menghibur Nabi Muhammad melalui peristiwa Isra Mi’raj. Setidaknya, dari peristiwa tersebut, dapat diambil hikmat Isra Miraj bahwa setelah cobaan yang datang bertubi-tubi akan selalu ada kemuliaan yang menanti.

“Allah mencintai orang yang ikhlas. Isra Mi’raj merupakan karunia yang tidak umum, tidak semua hamba Allah mengalami perjumpaan langsung dengan-Nya,” Ustad Asep berkata.

Hikmah terbesar peristiwa Isra Mi’raj adalah turunnya perintah shalat lima waktu. Sebuah kewajiban yang langsung disampaikan Allah SWT kepada kekasih-Nya, Rasulullah SAW.

Momentum Isra Mi’raj sebagai waktu turunnya perintah shalat pun menjadi bukti betapa pentingnya amalan ibadah itu bagi umat Islam. Namun demikian, sejarah mengenai shalat bukan berarti baru berawal saat peristiwa besar itu terjadi.

Salah satu contoh ayat Alquran yang mengabadikan kisah bahwa shalat telah ada sebelum masa Nabi Muhammad SAW adalah surah Thaha ayat 132. Allah berfirman: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk menyiapkan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. ”

Hal kedua, kata Ustad Asep Isa Ansori, adalah tentang shalat ketika Nabi Muhammad SAW di-isra-mi’rajkan. Perbedaan besar shalat pada masa nabi-nabi terdahulu dengan perintah shalat kepada Nabi Muhammad adalah diserahkan langsung dari Allah SWT tanpa perantara, yakni perintah shalat kepada Rasulullah SAW begitu spesial karena disampaikan oleh Allah SWT secara langsung.

Allah SWT mengundang langsung Nabi Muhammad untuk menghadap dan bertemu di Sidratul Muntaha. Ini merupakan pembicaraan yang sangat spiritual, melebihi pembicaraan apa pun,” ungkap dia.

Ibadah Spesial Itu Shalat

Ibadah Spesial Itu Shalat

Dia menjelaskan, umat Islam perlu mengingat, mengingat spesialnya ibadah shalat itu maka kelak amalan ibadah pertama kali yang ditanyakan Allah adalah tentang shalat. Manusia akan dimintai pertanggungjawabannya tentang ibadah shalat pertama kali.

“Nak…,yang menciptakan alam semesta ini siapa? Siapa yang menciptakan kita? Ibu, kalau anak-anak ibu diperkenalkan sepak bola, maka dia akan kenal dengan pemain bola. Lalu, kalau Ibu kenalkan mereka dengan artis, mereka tahu nama-nama artis. Makanya gak usah heran anak-anak sekarang jauh dari kisah Nabi Muhammad,” lanjut Asep.

Ibadah shalat pun secara spiritual juga menjadi pembatas seseorang dengan kekafiran. Artinya, tata amalan ibadah shalatnya baik, dia akan senantiasa terlindung dari jurang kekafiran dan kesesatan yang dapat menjerumuskannya.

“Waktu Ibu hamil tujuh bulan dan melahirkan, apa doa Ibu?  Alhamdulillah. Ya Allah jadikan anak dalam perut ini ahli ibadah, ahli Quran dan ahli sedekah. Pas hamil? Kita punya anak ya Allah jadikan anak-anak ku yang sholeh dan sholeha yang mencintai Allah SWT,” tutur Asep.

Ustad Asep menambahkan, yang perlu diingat adalah kalimat takbir dan menyebut nama Allah yang kegiatan yang dimaknai sama dengan kalimat lain. Dia mengatakan, ketika seorang hamba tengah shalat, ia perlu mengingat bahwa ia tengah berdialog dengan makhluk langit.

“Bayangkan, kalau seandainya orang itu membayangkan kebesaran Allah SWT, ia akan sadar bahwa betapa dahsyatnya perkara shalat ini. Kita makhluk bumi, kita disaksikan oleh langit, kita tahu betapa kecilnya kita dan betapa sangat besarnya Allah SWT. Maka saat mengucapkan takbir, hati pasti bergetar hebat,” sambung Ustad Asep.

Ustad H Asep Isa Ansori