10 Penyebab Berat Badan Naik Dratis
lamanqu.com – Berat badan yang berlebih seringkali membuat kurang percaya diri. Jika dibiarkan nantinya juga bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Biasanya penambahan berat badan dipicu oleh makan yang berlebihan.
Fluktuasi berat badan seringkali dialami setiap orang, namun perubahan berat badan dalam waktu singkat justru diwaspadai. Sebab, penambahan berat badan secara drastis ini, bisa jadi tanda kondisi kesehatan.
Berikut ini 10 pemicu berat badan naik drastis selain dari makanan.
- Pengobatan
Beberapa jenis obat biasanya memiliki efek samping yang berbeda, salah satunya penambahan berat badan dengan cepat. Beberapa pengobatan yang mungkin membuat penambahan berat badan seseorang bertambah dengan cepat, biasanya kandungan obat untuk mengobati kejang, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, depresi dan gangguan kejiwaan.
- Insomnia
Selain obat, penyebab kenaikan berat badan lainnya adalah insomnia atau kurang tidur. Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan penambahan berat badan. Perubahan siklus tidur mempengaruhi pola makan dan suasana hati, sehingga akan cenderung makan berlebihan.
Dalam studi yang dilakukan pada 2013, menemukan bahwa orang yang kurang tidur cenderung akan makan lebih banyak karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi mereka terutama saat makan malam. Akibatnya, berat badan pun akan mudah naik secara drastis.
- Perubahan hormon
Biasanya antara usia 45 dan 55 tahun, wanita memasuki tahap yang disebut menopause. Hormon estrogen, yaitu hormon yang berperan mengatur menstruasi dan ovulasi mulai menurun.
Sehingga begitu mengalami menopause, estrogen terlalu rendah untuk memicu menstruasi. Penurunan estrogen ini menyebabkan wanita menopause mengalami kenaikan berat badan di sekitar area perut dan pinggul. Perubahan hormon di usia pertengahan juga dapat menyebabkan metabolisme melambat, sehingga berat badan cepat naik.
Kondisi medis lainnya yang mempengaruhi kadar hormon yang menjadi penyebab penambahan berat badan pada pria dan wanita adalah, hipotiroidisme, peningkatan produksi kortisol (hormon stress) seperti pada sindrom cushing, dan peningkatan aldosteron.
- Berhenti merokok
Kenaikan berat badan juga dipicu saat berhenti merokok pertama kali. Para ahli percaya, kenaikan berat badan terjadi karena nikotin menekan nafsu makan. Penelitian menunjukkan, rata-rata penambahan berat badan akibat merokok berkisar satu kilogram dalam sebulan. Mayoritas kenaikan berat badan ini terjadi selama 3 bulan pertama setelah berhenti merokok.
Namun, perubahan berat badan akibat berhenti merokok dapat berbeda-beda tiap orang. Penelitian yang sama menemukan 16{8683c2092de492d2a190cf7fbc06166f47c1e4e1eec97bd8c795afb1b4b0e460} orang justru kehilangan berat badan pada tahun pertama tidak merokok. Sementara 13{8683c2092de492d2a190cf7fbc06166f47c1e4e1eec97bd8c795afb1b4b0e460} lainnya bertambah lebih dari 10 kg.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Seseorang yang memiliki sindrom PCOS kerap mengalami penambahan berat badan. Gejala PCOS lainnya meliputi, periode haid yang tidak teratur,rambut rontok, timbul jerawat, bercak hitam pada area kulit sekitar ketiak, payudara atau leher.
Meskipun tidak ada obat untuk PCOS, dokter dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti lebih banyak berolahraga dan makan makanan sehat, yang dapat mengurangi gejala. Obat hormonal juga dapat membantu mengontrol gejala.
- Gagal jantung
Kenaikan berat badan yang cepat atau pembengkakan di area tubuh tertentu dapat disebabkan oleh resistensi cairan yang menjadi penanda gagal jantung. Menurut American Heart Association, kenaikan berat badan lebih dari 0,5-1,5 kilogram dalam 24 jam bisa menjadi tanda gagal jantung.
Pembengkakan ini terjadi karena darah mengalir perlahan ke dan dari jantung yang mempengaruhi fungsi organ utama lainnya di tubuh. Sehingga cairan terkumpul di jaringan ini menyebabkan penambahan berat badan di beberapa area seperti perut, pergelangan kaki dan kaki.
Namun perlu diperhatikan, pada umumnya berat badan seseorang berfluktuasi beberapa kilogram dalam sehari. Jika berat badan kembali normal dan tidak memiliki gejala tambahan, peningkatan tersebut bisa disebabkan oleh kembung normal dan retensi cairan.
- Masalah ginjal
Jika ginjal tidak berfungsi secara normal, tubuh akan menahan cairan sehingga berat badan kian bertambah. Ginjal yang rusak tidak mampu mengeluarkan limbah dan cairan dari tubuh dengan baik, sehingga menumpuk di jaringan.
Pembengkakan akibat masalah ginjal ditandai dengan pembengkakan di area tungkai, pergelangan kaki atau kaki. Gejala lain penyebab masalah pada ginjal meliputi kelelahan, kurang buang air kecil, urin tampak berbusa, rasa gatal, kehilangan selera makan, nyeri sendi dan sakit kepala, serta sulit berkonsentrasi.
- Sirosis
Sirosis adalah suatu kondisi ketika jaringan parut menggantikan jaringan sehat di hati dan menyebabkan penumpukan cairan di rongga perut. Penumpukan cairan ini disebut asites. Umumnya gejala sirosis ditandai dengan pergelangan kaki yang membengkak, kesulitan bernapas dan sakit perut. Jika kenaikan berat badan 1 kg selama 3 hari berturut-turut, dapat diwaspadai dan menghubungi dokter.
- Sindrom Cushing
Sindrom Cushing terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak kortisol dalam waktu lama. Kortisol sendiri adalah hormon berperan merespon stress. Sindrom Cushing terjadi karena adanya efek samping dari penggunaan glukokortikoid. Yaitu obat yang dapat mengobati kondisi seperti rheumatoid arthritis, asma, dan lupus eritematosus sistemik. Jika obat yang Bunda konsumsi menyebabkan sindrom cushing, bicarakan pada dokter untuk mengubah rencana perawatan.
- Kanker ovarium
Jika sering merasa kembung secara tiba-tiba, maka perlu berhati-hati karena bisa jadi pertanda adanya kanker ovarium. Gejala kanker ovarium ini meliputi nyeri pada perut, kesulitan tidur, sering buang air kecil, kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang, siklus menstruasi yang berubah, dan gangguan pencernaan.