Sementara itu, Pemandu Museum Negeri Sumatera Selatan Venty Oktadania menambahkan, Museum Negeri Sumatera Selatan telah memberlakukan aturan ketat sejak pandemi covid-19. “Pengunjung yang masuk harus pakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak antar pengunjung. Bahkan, sebelum masuk pengunjung wajib diukur suhu tubuh. Bagi suhu tubuh diatas 37 derajat celcius dilarang masuk,” katanya.
Selain itu, lanjut Venty, saat memasuki gedung pameran, pengunjung dilarang memagang vitrin yaitu tempat memajang benda koleksi disetiap ruang tata pameran.
“Karena jika pengunjung memegang, dikhawatirkan terjadi penularan jika ada yang positif covid-19. Jadi pengunjung hanya boleh melihat koleksi benda,” bebernya.
Venty mengungkapkan, jika pengunjung sedang ramai, pihaknya juga memberikan aturan hanya 10 orang yang bisa masuk ke dalam setiap ruangan pameran. “Jadi jika pengunjung yang datang dari daerah dengan beberapa bus. Kita beri waktu, agar bergantian masuk ke setiap ruangan pameran,” ucapnya.
Untuk operasional Musium, Venty menuturkan, sama seperti Musium lainnya yaitu buka hari Selasa hingga Minggu pukul 08.30-15.30 WIB.
“Dulu sebelum pandemi covid-19, setiap hari selasa hingga Jumat ramai pelajar datang mulai dari Paud, SD, SMP dan SMA. Karena pelajar dianjurkan oleh Sekolah datang ke Musium,” kata Venty.
“Tapi sejak covid-19, pengunjung datang hanya ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Mereka datang menggunakan bus, karena banyak dari kabupaten. Untuk mencegah penyebaran covid-19, kalau Musium tutup setiap ruangan disemprot desinfektan. Kita semaksimal mungkin melakukan pencegahan penyebaran covid-19,” bebernya.
Kasi Koleksi dan Konservasi Museum Negeri Sumatera Selatan Syamsudin menjelaskan, koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan terhitung Agustus 2020 berjumlah 8.892 buah yang terdiri dari 1.025 buah yang dipamerkan dan 7.867 buah yang disimpan di storage (gudang koleksi). Untuk klasifikasi koleksi rinciannya adalah geologika 17 buah, biologika 63 buah, etnografika 3.164 buah, arkeologika 184 buah, historika 70 buah, numistika dan heraldika 4.552 buah, filologika 58 buah, keramologika 705 buah, seni rupa 43 buah dan teknologi 32 buah.
Lebih lanjut Syamsudin menuturkan, koleksi yang didapat pada tahun 2020 berjumlah 1.700 koleksi terdiri dari koleksi mata uang kesultanan Palembang, perahu lesung, keris Palembang, pedang palembang, gerabah dan keramik, diperoleh dengan cara pembelian dan hibah. “Koleksi tersebut berasal dari OKU Selatan, OKI, Pagaralam dan Palembang,” ucapnya.
“Harapan kita kepada masyarakat yg menyimpan benda benda bernilai sejarah dan budaya, sebaiknya dilaporkan ke museum atau utk benda yg diduga Cagar Budaya ke Tim TACB kabupaten/Kota untuk didaftarkan ke tim registrasi nasional secara online. Museum berharap benda2 tersebut dapat dihibahkan, dititipkan dan jika masyarakat menginginkan ganti rugi akan ditindaklanjuti oleh tim pengadaan koleksi. Namun, dengan catatan anggaran tersedia,” tandasnya.
Salah seorang pengunjung, Rahma menuturkan, tujuannya datang ke Museum Negeri Sumatera Selatan adalah untuk jalan jalan, karena bosan dirumah. “Saya senang datang kesini sejak SMP. Karena senang dengan suasana museum seperti zaman dulu. Tadi saya melihat koleksi purbakala, kerajaan Malaka, dan spot foto-fotonya uga bagus. Jadi kalau kesini juga pasti berfoto,” ujar mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang ini.
“Dari tahun ke tahun Museum Negeri Sumatera Selatan semakin bagus, kebersihannya terjaga dan koleksinya terawat. Saya berharap koleksi di Museum Negeri Sumatera Selatan terus dijaga, dan dirawat,” katanya.
Hal senada diungkapkan, salah satu pelajar SMA Negeri 11 Palembang Lia. Dia menuturkan, datang bersama beberapa temannya untuk jalan-jalan melihat koleksi yang ada di Museum Negeri Sumatera Selatan. “Sering datang kesini. Tempatnya sejuk, bisa untuk berfoto. Hampir setiap bulan kesini,” pungkasnya. (Yanti)