• Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
Rabu, September 17, 2025
No Result
View All Result
lamanqu.com
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
No Result
View All Result
lamanqu.com
No Result
View All Result
banner pemkab muba
ADVERTISEMENT
Home News

Sentinel, Suku Terasing Andaman Yang Tak Ragu Bunuh Orang Asing

Reporter Editor Sumsel
23 November 2018
Sentinel, Suku Terasing Andaman Yang Tak Ragu Bunuh Orang Asing
Share on Whatsapp

Port Blair, lamanqu.com – Kematian turis asal Amerika Serikat yang tewas dipanah suku pedalaman di Samudera Hindia kembali menyoroti kehidupan masyarakat Sentinel.

Mereka diyakini sebagai suku pra-Neolitik terakhir di dunia. Suku Sentinel dikenal gemar menembak panah pada orang asing yang mendekati pulau mereka, Pulau Sentinel Utara di Kepulauan Andaman, India

Mereka juga yang melesatkan panah ke arah turis AS John Allen Chau, kemudian membiarkannya mati di tepi laut pada pekan lalu.

Chau membayar nelayan untuk mendekati pulau tersebut secara ilegal. Kematiannya membuktikan bahwa begitulah cara suku Sentinel agar tetap terputus dari dunia luar untuk waktu yang begitu lama.

 

Diwartakan ABC pada Kamis (22/11/2018), hanya sedikit fakta yang diketahui soal suku terasing ini.

Mereka didefinisikan sebagai “uncontacted people”, sebuah kelompok yang hidup tanpa hubungan yang signifikan dengan dunia luar.

Suku Sentinel tinggal di Pulau Sentinel Utara yang terletak di Samudra Hindia. Pulau tersebut hanya seluas 60 km persegi, sekitar 1.200 km dari daratan India.

Pulau itu menjadi milik india sejak 1947, tapi diakui sebagai negara bagian yang berdaulat.

Populasi suku Sentinel diperkirakan sekitar 50 hingga 150 orang. Mereka memiliki bahasa sendiri yang tidak diucapkan oleh orang luar, bahkan mereka tidak berhubungan dengan orang yang menghuni di pulau-pulau sekitar

Suku Sentinel menjalani kehidupan dengan memburu dan meramu. Mereka tak segan untuk menyerang orang asing yang mengunjungi pulau tersebut.

Perlindungan pemerintah
Pemerintah India melindungi dan menghargai keinginan mereka untuk dibiarkan tanpa interaksi dengan dunia luar.

Pada 2017, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang melarang pengambilan foto atau video terhadap suku-suku di Kepulauan Andaman.

Pada 2010, pasukan penjaga pantai India bahkan menangkap lebih dari 100 nelayan Myanmar karena selama sekitar satu bulan membahayakan kehidupan suku tersebut.
Anggota suku Sentinel berhasil selamat dari tsunami pada 2004 dan menembakkan panah ke helikopter militer India yang memeriksa kondisi mereka.

Alasan lain mereka tetap dibiarkan terisolasi karena kekebalan tubuh yang lemah terhadap penyakit seperti flu dan campak.

Suku terasing lainnya
Lembaga Survival International pada 2013 memperkirakan ada sekitar 100 kelompok suku terasing di dunia.

kebanyakan berada di area Amazon, termasuk Brazil dan Peru, serta Papua Niugini.

Lembaga tersebut bahkan berhasil memotret foto detail suku Mascho-Piro di Peru pada 2013, yang sebelumnya pernah memiliki sedikit interaksi dengan dunia luar.

Sementara itu, kelompok lain di Kepulauan Andaman adalah suku Jarawa. Mereka menyambut kedatangan orang asing. (kompas)

Tags: AmazonKepulauan AndamanPulau Sentinelsuku terasing
ADVERTISEMENT
Previous Post

2 Destinasi Wisata Palembang Raih Penghargaan Terpopuler API 2018

Next Post

Pelantikan 406 Perwira Muda Diktukpasus TNI AD TA 2018 Oleh Kasad Jenderal TNI Mulyono

Editor Sumsel

Info Terkait

No Content Available

Berita Terbaru

Naga Asia, Sebuah Simbol Hidup dalam Budaya dan Sejarah

Susunan Pengurus SMSI Kabupaten Bandung 2025-2028

Danramil 418-03/Plaju Kapten Inf Indra Sakti Ritonga Sambut Silaturahmi PAC Pemuda Pancasila Seberang Ulu Dua Palembang

Komisi I DPRD Palembang Bahas RAPBD Perubahan 2025

Naga: Simbol Kuat, Inti dari Peradaban

Wabah Hitam: Kisah Horor dari Eropa Pada Abad Ke-14

Komitmen Muba Mengukuhkan Kesiapan Penyelenggaraan PORPROV XV, Ditegaskan dalam Sesi Rapat PB PORPROV

Komite III DPD RI Apresiasi Pemprov Sumsel, SPMB 2025 Berjalan Lancar

Mengenal Berbagai Jenis Kelinci

Berita Populer

Gaya Pakaian Kasual Lebih Nyaman dan Sederhana

Gaya Pakaian Kasual
Reporter lian
14 September 2025

LamanQu.Com - Gaya pakaian kasual adalah pilihan yang populer karena fokus utamanya adalah kenyamanan, kesederhanaan, dan fleksibilitas. Gaya ini sangat...

Read more

Jenis Tikus yang Cocok untuk Jadi Hewan Peliharaan

jenis tikus, hewan peliharaan
Reporter lian
14 September 2025

LamanQu.Com - Seringkali, mendengar kata "tikus" langsung memunculkan citra hama yang kotor dan mengganggu. Namun, di balik persepsi umum itu,...

Read more

Momentum Hari Pelanggan Nasional, GM PLN UID S2JB Dekatkan Diri dengan Mahasiswa

Hari Pelanggan Nasional
Reporter YN
11 September 2025

Palembang, LamanQu.Com - Dalam semangat memperingati Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada 4 September, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sumatera...

Read more

Kelinci, Bukan Sekedar Hewan Berbulu Lembut

kelinci
Reporter lian
16 September 2025

LamanQu.Com - Sering kita kenal sebagai hewan peliharaan yang menggemaskan, dengan bulu sehalus kapas dan hidung yang terus bergerak, kelinci...

Read more

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

  • Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In