• Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
Minggu, Oktober 5, 2025
No Result
View All Result
lamanqu.com
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi
No Result
View All Result
lamanqu.com
No Result
View All Result
banner pemkab muba
ADVERTISEMENT
Home Opini

Emang Kenapa Kalau Tanpa Facebook ?

Reporter Editor Sumsel
23 Oktober 2018
Emang Kenapa Kalau Tanpa Facebook ?
Share on Whatsapp

Palembang, lamanqu.com-Bertebaran pendapat di maya awal nya platform berhubungan dan saling menyapa dan berbagi dituding pendapat miring. Sebagai orang yang eggak mudah terpengaruh akan hal hal yang kontra produktif rasa nya perlu berselancar cari bukti bukti kecil sejauh apa dan berapa derajat kemiringan pendapat tersebut. Sampai akhirnya menemukan tulisan tulisan yang berani bersua cerita akan pandangan seseorang mampu mengekslore rasa pikiranya walaupun terbersit emosi nya sebagai seni berpendapat dalam susunan kata kata renyah tuk dibaca.

Dia tulis secara provokatif ” Anda belum punya nyali tuk tinggalkan Facebook’ Kehadiran media tak bisa dipungkuri sosial benar-benar berkah bagi orang yang menginginkan pertemanan yang luas. Kebetulan, saya pun adalah tipe orang yang senang berkenalan dan berhubungan dengan orang banyak. Saya memiliki hampir semua akun sosial media: Twitter, Tumblr, Goodreads, Foursquare, Instagram sampai Pinterest—semuanya, kecuali Facebook.

Dua tahun yang lalu, saya memutuskan hubungan dengan Facebook. Dengan gagah berani, saya meng-klik tombol deactivate account dan belum saya aktivasi lagi sampai sekarang.

Banyak alasan mengapa saya memilih untuk men-deaktivasi akun Facebook saya.

Pada dasarnya saya merasa sudah cukup membandingkan diri saya dengan orang lain. Saya merasa sudah cukup mendefinisikan diri saya berdasarkan berapa banyak orang yang meng-klik tanda ‘like’ atau berkomentar pada status saya. Dan saya merasa sudah cukup percaya bahwa rumput tetangga lebih hijau. Saya merasa sudah cukup mengetahui detail hidup orang lain hanya dalam beberapa kali klik dan membuat saya merasa bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau. Saya merasa cukup memuaskan ego saya.

Walaupun Facebook mengiklankan diri dengan tagline ‘staying connected’ atau tetap terhubung, menurut saya itu bukan tentang hubungan dengan makna yang mendalam. Itu lebih mengenai apa yang saya punya, apa yang teman-teman saya punya, apa yang sedang mereka lakukan, dan apa saja pencapaian dalam hidup mereka. Semakin semangat meng-klik halaman, kadang membuat saya merasa semakin frustrasi.

Dua tahun meninggalkan Facebook membuat saya menyadari beberapa hal. Mungkin saya nggak akan mendapatkan ucapan selamat ulang tahun sebanyak dulu, tapi yang saya dapatkan biasanya benar-benar tulus, karena mereka mengingat dan peduli kepada saya. Lagipula biasanya orang mengucapkan selamat ulang tahun di Facebook karena diingatkan oleh Facebook—bukan karena memang mengetahuinya, bukan pula karena merasa perlu mengetahuinya.
Mungkin saya nggak bisa mengetahui dengan cepat apa yang sedang happening di lingkaran pertemanan saya—tapi kemudian saya berpikir, apakah saya benar-benar perlu untuk mengetahuinya? Kebanyakan, sih, nggak.

Saya juga nggak perlu khawatir ada orang yang men-tag foto-foto yang nggak saya inginkan untuk menjadi bagian album foto saya. Kadang ada saatnya, masa lalu tetap berada di masa lalu. Kalau saya menginginkan foto-foto tersebut, saya masih bisa meminta teman saya mengirimkannya via email. Tanpa Facebook, saya juga merasa hidup saya bebas dari drama yang nggak perlu. Walaupun saya nggak terlibat di dalam percakapan atau komentar mengenai apa pun, tapi hanya dengan melihat suatu posting bisa memunculkan rasa negatif, menumbuhkan rasa penasaran, dan kemudian memicu gosip. Singkat kata: capek.

Belum lagi membuat saya kadang lupa bersyukur dengan hidup yang saya miliki. Tiap kali lihat posting orang lain (ada yang sedang keliling Eropa, beli rumah baru, bayi-bayi lucu, lulus sekolah di luar negeri, reuni yang seru, dan lain-lain yang intinya mengatakan bahwa mereka punya hidup yang luar biasa), sering kali ada perasaan iri dan cemburu: kenapa hidup saya nggak seperti mereka?

Jadi, masalahnya bukan di Facebook, tapi di saya. It’s not you, it’s me.

Kenapa saya nggak menonaktifkan akun media sosial saya yang lain? Mungkin suatu hari nanti saya akan menonaktifkan semuanya. Tapi saat ini saya merasa bahwa informasi yang ada di dalam Facebook terlalu berlebihan untuk saya—sehingga saya membutuhkan jarak dari Facebook.

Bagaimana dengan Anda? Pernah nggak mempertimbangkan hidup tanpa Facebook atau media sosial lain? Apakah pernah khawatir mengenai kehidupan sosial tanpa Facebook? Bertanya-tanya apa saja yang akan kita lewatkan di Facebook? Mungkin takut menjadi bosan karena tidak terhubung dengan orang lain? Atau mungkin takut menghabiskan waktu hanya dengan pikiran Anda sendiri?

Nggak apa-apa kalau Anda nggak buru-buru menonaktifkan akun Facebook Anda. Nggak apa-apa juga kalau Anda nggak setuju dengan alasan-alasan saya di atas. Jika Facebook membuat Anda bahagia dan merasa terhubung dengan orang lain, nggak ada salahnya untuk tetap berada di sana. Apa pun keputusan Anda, saya yakin pasti benar.

Tapi satu yang perlu diingat, mungkin untuk media sosial apa pun, bahwa ada dunia nyata di balik ini semua—yang menunggu untuk dijalani (dan mungkin dinikmati). Mungkin suatu hari, saya pun akan mengubah keputusan ini dan kembali mengaktivasi akun Facebook saya. Tapi sampai saat itu terjadi, saya memutuskan untuk tetap hidup tanpa Facebook.
Nah itu lah kenyataannya selanjutnya anda saja, masih mau pamer, marah marah, bercanda riang serta apa saja di Facebook perilaku tetap tanpa anda sadari mengandung reaktif sosial. (JL)

Tags: FacebookJejaring sosial mediaSosial Media
ADVERTISEMENT
Previous Post

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Pembakaran Bendera Tauhid

Next Post

Kisah Nenek Miskin Di Karawang Rengasdengklok Desa Dewi Sari, Butuh Uluran Tangan

Editor Sumsel

Info Terkait

Toko Aulia Cosmetic, bukan murahan, Instagram, Facebook Aulia Kosmetik, make over gratis, tes kulit gratis, dapat lipstik, Grand Opening, Diskon 50 Persen

Toko Aulia Cosmetic Berikan Diskon 50 Persen

7 September 2020
Tipu Facebook dan Google, Pria Ini Kantongi Rp 1,7 Triliun

Tipu Facebook dan Google, Pria Ini Kantongi Rp 1,7 Triliun

23 Maret 2019
Benarkah Server Facebook, WhatsApp dan Instagram Diretas?

Benarkah Server Facebook, WhatsApp dan Instagram Diretas?

14 Maret 2019
Cara Mudah Download Video di Facebook

Cara Mudah Download Video di Facebook

7 Maret 2019
Benarkah Bahaya Instagram Bikin Mental Tertekan, Yuk Lihat Bahaya Lainnya

Benarkah Bahaya Instagram Bikin Mental Tertekan, Yuk Lihat Bahaya Lainnya

9 Desember 2018

Berita Terbaru

Dugaan Malpraktik, RS Hermina Palembang Dilaporkan ke Polda Sumsel

Pornas XVII Korpri Siap Dihelat Di Sumsel, Ini Beberapa Disampaikan

Kodim 0418/Palembang Gelar Tradisi Penerimaan Warga Baru di Makodim Sekojo Palembang

Hasil Uji Lemigas, Produk Kilang Pertamina Plaju Penuhi Spesifikasi Kepdirjen Migas

PT MPC Diduga Lakukan Pengalihan IUP Ilegal, Fakar Lematang Melaporkan ke Bareskrim

POSE RI dan JO Media Partner POSE RI Desak Pemilik MaxOne Hotel Kosongkan Tanah 550 Meter

DPD RI Sumsel Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam Rangka HUT ke-21

Pemprov Sumsel Akan Gelar SRGF di OKU Selatan, Berikut Diungkapkan Plt Kadisbudpar Sumsel

Masyarakat Menolak Ruang Khusus Merokok Di Dalam Gedung

Berita Populer

Serigala Berbulu Domba, Sebuah Metaforis dari Penipuan Berkedok Polos

serigala berbulu domba
Reporter lian
3 Oktober 2025

LamanQu.Com - Di antara semua ancaman yang mengintai dalam interaksi sosial, tidak ada yang lebih berbahaya daripada sosok yang tampil...

Read more

Shio, Roda Kosmik Penentu Takdir dari 12 Hewan Penjaga Waktu

shio
Reporter lian
1 Oktober 2025

LamanQu.Com - Di ufuk Timur, sebuah sistem penanggalan kuno telah mengatur waktu dan nasib manusia selama ribuan tahun. Bukan sekadar...

Read more

Sisi Baik dan Buruk dari Babi

Sisi Baik dari Babi, Sisi Buruk dari Babi
Reporter lian
30 September 2025

LamanQu.Com - Babi adalah makhluk dengan dua sisi yang sangat kontras. Di satu sisi, ia adalah salah satu hewan paling...

Read more

DPD RI Sumsel Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dalam Rangka HUT ke-21

Anggota DPD RI, Ratu Tenny Leriva
Reporter Editor Sumsel
3 Oktober 2025

Palembang, LamanQu.Com – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-21 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), DPD RI...

Read more

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

  • Indeks
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Hubungi-kami
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Entertainment
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Lainnya
    • Olahraga
    • Teknologi
    • Fashion
    • Treveling
    • Health
    • Komunitas
    • Opini
    • Tokoh
    • Religi

© 2025 DIgital Media Sriwijaya

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In