Palembang, LamanQu.Com – Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) menjadi tuan rumah Opening Ceremony The 1st IKAFARI (The Indonesian Society of Pharmacology) International Conference yang digelar pada 13–15 November 2025 di Ballroom Hotel Novotel Palembang. Konferensi internasional bersifat tertutup ini dihadiri ilmuwan dan akademisi bidang kedokteran serta farmakologi dari Amerika Serikat, Australia, Malaysia, dan berbagai universitas di Indonesia.
Dalam keterangan pers yang diberikan di sela istirahat makan dan salat pada Kamis (14/11/2025), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. dr. H. Muhammad Irsan Saleh, M.Biomed, menjelaskan sejumlah fokus penelitian yang dibahas dalam konferensi ini, termasuk respon obat yang berbeda antarindividu, keragaman genetik antar suku di Indonesia, hingga pengembangan obat baru berbasis biologi molekuler.
Irsan kembali menekankan bahwa variasi genetik menjadi faktor penting dalam menentukan efektivitas obat.
“Latar belakang genetik antar suku di Indonesia berbeda-beda. Misalnya antara wilayah Sumatera, Jawa, dan Papua, secara genetik ada perbedaan dalam kemampuan memetabolisme obat. Sehingga risiko dan jenis efek sampingnya pun berbeda. Itu menjadi salah satu penelitian yang dikaji para peneliti,” jelasnya.
Ia juga menuturkan bahwa kolaborasi riset dengan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang mengarah pada penciptaan obat baru dengan pendekatan genetik dan biologi molekuler, bukan sekadar formulasi herbal biasa, melainkan obat modern berbasis rekayasa genetik.
Saat ditanya mengenai pengkajian pengobatan penyakit yang bersumber dari virus, termasuk Covid-19, Irsan ikut memaparkan perkembangan diskusi terkait antivirus dalam konferensi tersebut.
“Tadi disampaikan juga tentang pembuatan antivirus. Virus itu kan berbeda-beda, misalnya hepatitis. Antara Indonesia tengah, Indonesia timur, dan Indonesia barat itu belum tentu bisa sama antivirusnya. Dan itu juga memberikan efek ketika diberikan vaksin, belum tentu memiliki efek yang sama,” ungkapnya.
Menurut Irsan, perbedaan karakteristik genetik populasi dan sifat virus yang bervariasi di setiap wilayah menjadi tantangan tersendiri dalam merancang antivirus maupun vaksin yang efektif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Konferensi internasional ini menghadirkan ilmuwan dari Oregon State University (USA), St Vincents Institute of Medical Research (Australia), Universiti Sains Malaysia, dan Universiti Kebangsaan Malaysia, serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi Indonesia. FK Unsri berharap forum ini dapat memperkuat jejaring riset global dan mempercepat pengembangan farmakologi presisi di Indonesia.




