LamanQu.Com – Puma dikenal karena memproduksi berbagai macam produk olahraga dan gaya hidup, termasuk sepatu, pakaian, dan aksesori. Merek ini sangat identik dengan logo kucing lompatnya (Puma), yang menjadi simbol kecepatan, kelincahan, dan kekuatan.
Puma terkenal karena inovasi dan kolaborasinya dengan atlet serta figur budaya populer. Beberapa bidang yang paling mereka fokuskan adalah sepak bola, lari, dan motorsport. Sepatu ikonik mereka seperti Puma Suede dan Puma Roma telah menjadi favorit di kalangan pecinta sneakers selama beberapa dekade.
Sejarah Singkat Sepatu Puma yang Ikonik
Di balik setiap merek besar, selalu ada cerita. Kisah Puma adalah salah satu yang paling dramatis dalam dunia sportswear, sebuah cerita yang melibatkan persaingan sengit antara dua bersaudara yang akhirnya mengubah industri sepatu olahraga selamanya.
Berikut adalah perjalanan sepatu Puma, dari awal mula yang penuh intrik hingga menjadi salah satu merek global paling berpengaruh.
Awal Mula: Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara (1920-an)
Kisah Puma dimulai dari sebuah kota kecil di Jerman bernama Herzogenaurach. Di sana, kakak beradik Rudolf dan Adolf “Adi” Dassler mendirikan perusahaan sepatu mereka, Gebrüder Dassler Schuhfabrik. Keduanya berkolaborasi untuk menciptakan sepatu atletik yang inovatif, dan sepatu buatan mereka bahkan dipakai oleh atlet Amerika Jesse Owens saat meraih empat medali emas di Olimpiade Berlin 1936.
Namun, ketegangan pribadi dan perbedaan visi di antara keduanya semakin memuncak. Pada tahun 1948, perseteruan mereka tak terhindarkan, jadi mereka memutuskan berpisah. Adi mendirikan perusahaannya sendiri yang kelak dikenal sebagai Adidas, sedangkan Rudolf mendirikan Puma, yang awalnya ia beri nama Ruda.
Kelahiran dan Kebangkitan Puma (1948 – 1960-an)
Setelah perpecahan itu, Rudolf bertekad untuk membuat Puma menjadi yang terdepan. Pada tahun 1952, Puma meluncurkan Puma Atom, sepatu sepak bola pertama yang menggunakan pul (stud) yang bisa dilepas. Inovasi ini menjadi terobosan besar dan membawa nama Puma ke panggung internasional.
Popularitas sepatu Puma semakin melesat ketika atlet legendaris seperti Pelé, Eusébio, dan Johan Cruyff memilih untuk mengenakan sepatu Puma di ajang Piala Dunia. Keputusan para bintang ini tidak hanya membuktikan kualitas produk, tetapi juga menempatkan Puma sebagai merek pilihan para juara.
Ikon Gaya dan Ekspansi Budaya (1968 – Sekarang)
Tahun 1968 menjadi momen krusial dalam sejarah Puma dengan diluncurkannya model Puma Suede. Sepatu ini dengan cepat melampaui dunia olahraga dan menjadi ikon budaya. Puncaknya terjadi di Olimpiade Mexico City 1968, ketika atlet lari Tommie Smith dan John Carlos, setelah meraih medali, mengangkat Puma Suede mereka sebagai simbol protes di podium. Momen tersebut mengukuhkan Puma Suede sebagai simbol perlawanan dan ekspresi diri.
Pada era 1990-an, Puma terus berinovasi dengan teknologi baru seperti Puma Disc System yang memungkinkan pengguna mengencangkan sepatu tanpa tali. Di awal abad ke-21, Puma beralih ke strategi yang lebih berfokus pada gaya hidup dengan kolaborasi ikonik bersama nama-nama besar seperti Rihanna (Fenty x Puma) dan selebritas lain.
Puma berhasil membuktikan bahwa sebuah merek bisa menjadi lebih dari sekadar produsen sepatu. Mereka adalah perpaduan sempurna antara warisan olahraga, inovasi teknologi, dan sense of style yang kuat. Baik untuk mengejar kecepatan di lintasan lari atau melengkapi gaya harian.