Tingkatkan Kesadaran Diri di Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia
LamanQu.Com – Dalam meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan mental dan menekan angka bunuh diri di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggandeng International Association of Suicide Prevention (IASP) dan menetapkan 10 september sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia.
Tidak terasa peringatan tersebut sudah 21 tahun berlalu, Namun hampir satu juta orang meninggal setiap tahunnya akibat bunuh diri. Sedangkan untuk tingkat kematian ketiga terbesar pada terjadi pada kelompok usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2021.
Menurut WHO, bunuh diri telah menjadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat di negara maju dan menjadi masalah yang terus meningkat jumlahnya di negara berpenghasilan rendah dan sedang.
Sementara Di Indonesia, tingkat kematian akibat bunuh diri berdasarkan jumlah kasus bunuh diri resmi pada tahun 2020 tercatat sebanyak 670 kasus, untuk kematian bunuh diri yang disesuaikan pada tahun 2020 minimal 2700 kasus.
Menurut Penelitian Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP), keluarga memainkan faktor kunci untuk bunuh diri di Indonesia, di mana banyak individu terdorong untuk bunuh diri karena konflik dengan keluarga, tetapi sering kali tidak mencoba bunuh diri karena juga memikirkan keluarga. Agama juga dapat mencegah seseorang untuk mencoba bunuh diri, tetapi karena takut akan stigma, juga dapat mencegah seseorang untuk mencari bantuan. Faktor lain termasuk akses ke perawatan psikologis, di mana hanya ada kurang dari 5.000 psikolog dan psikiater untuk seluruh populasi, dengan lebih sedikit lagi yang terlatih dalam pencegahan bunuh diri praktis.
Mengingat ketersediaan dan kualitas data terkait bunuh diri dan menyakiti diri sendiri masih sangat kurang. Hanya sekitar 80 Negara Anggota WHO yang memiliki data registrasi penting berkualitas baik dan dapat digunakan secara langsung untuk memperkirakan tingkat bunuh diri.
Maka berdasarkan data WHO, setidaknya ada 720.000 kasus bunuh diri pertahunnya. Selain itu stigma seputar bunuh diri dan ilegalitas perilaku bunuh diri di beberapa negara menambah kerumitan data, belum lagi kemungkinan besar pelaporan yang kurang dan kesalahan klasifikasi merupakan masalah yang lebih besar dalam kasus bunuh diri dibandingkan penyebab lainnya.
Sebagai bentuk pencegahan dan wujud kepedulian kita terhadap lingkungan di sekitar kita, berikut ini ada beberapa gejala yang mungkin ditunjukkan oleh orang yang ingin bunuh diri, diantaranya;
- Sering membicarakan perihal kematian
- Sering membicarakan kegelisahan yang berlebihan
- Sering putus asa dan hilangnya gairah hidup
- Emosi yang tidak stabil
- Menarik diri dari aktivitas dan interaksi sosial
- Kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang (narkoba)
Sumber Referensi;
“Statistik Bunuh Diri”. inasp. 10 September 2024. 10 September 2024. https://www.inasp.id/suicide-statistics
“Suicide”. who. 29 Agustus 2024. 10 September 2024. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/suicide
“Pencegahan Bunuh Diri, Kenali Tanda yang Perlu Diwaspadai”. alodokter. 31 Mei 2023. 10 September 2024. https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-mencegah-bunuh-diri
“Mengenal Tanda-Tanda Orang yang Mau Bunuh Diri”. hellosehat. 30 November 2022. 10 September 2024. https://hellosehat.com/mental/cegah-bunuh-diri/kenali-ciri-ciri-orang-yang-ingin-bunuh-diri/
“Cegah Bunuh Diri, Perlu Peran Keluarga dan Media Massa”. kemkes. 30 September 2018. 10 September 2024. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180930/0428077/cegah-bunuh-diri-perlu-peran-keluarga-dan-media-massa/