Surat yang Diutamakan Dibaca di Malam Jumat
lamanqu.com – Pakar Ilmu Alquran, KH Ahsin Sakho Muhammad menyampaikan Surat dalam Alquran diutamakan dibaca malam Jumat.
Dia mengatakan, Rasulullah SAW memberikan tuntunan untuk membaca Surat Al-Kahfi di malam Jumat dan hari Jumat.
“Surat Al-Kahfi, khusus untuk hari Jumat atau pada malam Jumatnya. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat atau malam Jumat, maka Allah SWT akan memberikan cahaya kepada orang tersebut selama satu pekan,” kata doktor lulusan Universitas Islam Madinah Arab Saudi itu, Kamis (28/1). Hadits tersebut diriwayatkan Al-Hakim dan Al-Baihaqi, yang dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’.
Kiai Ahsin memaparkan, jika pada pekan depan Surat Al-Kahfi dibaca lagi, maka cahaya rohani yang mulai padam itu akan menyala kembali. Dengan membaca Surat Al-Kahfi di waktu tersebut, Rasulullah SAW ingin mengingatkan kepada umatnya tentang akan adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Hari Kiamat.
“(Surat Al-Kahfi itu) ada munasabah (hubungan) dengan peristiwa-peristiwa menjelang Hari Kiamat. Karena terkadang kita lupa dengan Hari Kiamat,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Arjawinangun Cirebon itu.
Kiai Ahsin menjelaskan, dalam ayat-ayat awal Surat Al-Kahfi, disampaikan bahwa segala sesuatu di Bumi ini hanya hiasan sebagai ujian bagi hamba-Nya untuk melakukan perbuatan yang terbaik. Segala sesuatu di Bumi dalam ayat tersebut mengacu pada pemandangan yang indah seperti gunung-gunung, harta benda, dan sebagainya, yang pada akhirnya semua itu akan lenyap.
Seorang hamba yang terpukau dengan harta benda, maka akan menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Tetapi bagi orang yang meyakini tentang adanya Hari Pembalasan atau Hari Akhir, maka dia tidak akan terpukau dengan kesenangan dunia.
“Bila dihayati, berarti orang-orang itu harus berpikir tentang nasib manusia di akhir zaman. Di sinilah falsafah Surat Al-Kahfi. Karena itu, yang bagus itu adalah yang betul-betul menghayati tentang apa yang ada di dalam Surat Al-Kahfi,” tutur dia.
Kiai Ahsin juga menuturkan, Surat Al-Kahfi bercerita tentang berbagai hal. Di antaranya, tujuh pemuda (Ashabul Kahfi) yang menyingkir dari kampung halamannya demi menyelamatkan keimanannya. Mereka ditidurkan oleh Allah SWT di dalam gua selama lebih dari 300 tahun.
“Tidurnya tujuh pemuda itu seperti kematian karena tidur adalah setengah kematian, dan Allah membangkitkan mereka kembali. Maka, ini ada hubungannya dengan Hari Kiamat. Kita pada hari Jumat itu diingatkan akan adanya hari kemudian, dan pasti semua akan dibangkitkan kembali untuk menjalani perhitungan amal,” katanya.
Surat Al-Kahfi juga menceritakan soal pertemuan Nabi Musa dan Nabi Khiddir, yang mengandung hikmah bahwa ada ilmu dari Allah yang dibagikan kepada manusia, dan ada yang tidak dibagikan dan hanya dimiliki Nabi Khidir berupa pengetahuan untuk melihat masa depan.
Nabi Khidir melakukan tiga hal yang antara lain menaiki perahu lalu melubangi perahu tersebut. “Secara syar’i tentu ini tidak bisa, masak orang pinjam perahu terus dirusak perahunya. Tetapi kenapa ini dilakukan, karena jika tidak dilubangi agar tenggelam, maka perahunya akan dirampas oleh penguasa saat itu,” ucapnya.
Berikutnya, Nabi Khidir membunuh seorang anak muda karena jika tidak dibunuh, pemuda itu bisa membuat orang tuanya, yang beriman kepada Allah SWT, terjerumus pada kekafiran. Hal lain yang dilakukan Nabi Khidir yaitu memperbaiki dinding rumah yang hampir runtuh karena di bawahnya terdapat harta peninggalan orang tua yang kelak berguna untuk masa depan dua anak yatim.
Kiai Ahsin mengatakan, melalui kisah Nabi Khidir dalam Surat Al-Kahfi, setiap Muslim dituntut untuk percaya pada sesuatu yang ghaib, dalam hal ini Hari Kiamat. Sebab, ada ilmu yang tidak diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia karena berbahaya jika diberikan. Tetapi, ilmu tersebut ada seperti dalam kisah Nabi Khidir.
“Hari Kiamat adalah hari yang Allah tidak beritahukan kepada makhluknya, sehingga biarlah kita mempersiapkan diri menghadapi kiamat. Kalau diberitahu maka tidak lagi ghaib hari kiamat itu,” katanya.
Selain itu, Kiai Ahsin melanjutkan, Surat Al-Kahfi juga membahas tentang Zulkarnain, Dajjal, dan Ya’juz dan Ma’juz sebagai tanda di Hari Kiamat nanti akan keluar makhluk perusak. “Artinya seorang Muslim perlu menyadari konten-konten yang seperti itu dengan membaca Surat Al-Kahfi,” ucapnya.
Setelah melewati malam Jumat, Nabi Muhammad SAW pada shalat Subuh hari Jumatnya membaca Surat As-Sajdah pada rakaat pertama dan Al-Insan pada rakaat kedua. Surat As-Sajdah menjelaskan tentang Hari Kiamat dan nasib manusia pada akhir zaman. Ada manusia yang beruntung dan manusia yang celaka.
“Dengan membaca Alquran yang disesuaikan dengan munasabahnya, harapannya orang yang membaca surat tersebut akan menghayatinya karena ada banyak sekali hikmah atau pelajaran yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk kehidupan,” terang Kiai Ahsin.
Terkait Surat Yasin yang biasa dilantunkan di kalangan masyarakat pada malam Jumat, Kiai Ahsin menyampaikan setiap Surat dalam Alquran memiliki daya energi spiritual tersendiri yang luar biasa. Misalnya pada Surat lain seperti Surat Al-Ikhlas, Ad-Dukhan, Al-Waqi’ah yang masing-masing memiliki khasiat tersendiri.
Surat Al-Kahfi, tambah Kiai Ahsin, mempunyai khasiat tersendiri, begitu juga Surat Yasin. Surat Yasin berisi ajakan percaya pada Allah SWT, ajakan percaya kepada Nabi Muhammad SAW, dan ajakan percaya pada Hari Kiamat. Ini tiga konten yang paling dominan dalam Surat Yasin yang diturunkan di Makkah sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah.
“Tentu bagus jika ini dibacakan. (Tetapi dalam hal Surat yang diutamakan dibaca di malam Jumat sebagaimana hadits Rasulullah), iya Surat Al-Kahfi,” imbuhnya