Watimpres Buat Kajian Kesadaran Bela Negara di Era Digital
Palembang, lamanqu.com – Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimres) Republik Indonesia (RI) dipimpin Letjen (Purn) M. Yusuf Kartanegara melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (3/7/2019).
Letjen. (Purn) M. Yusuf Kartanegara mengaku senang dapat bersilaturrahmi ke Kanwil Kemenag Sumsel. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk memperoleh informasi-informasi terkini terkait upaya Kemenag dalam meningkatkan kesadaran bela negara di Sumsel.
“Saat ini Wantimpres tengah membuat kajian dengan tema Kesadaran Bela Negara di Era Digital. Informasi yang kami peroleh dari Kemenag nantinya akan menjadi data tambahan terhadap data-data yang sudah kami kumpulkan,” ujarnya.
Kakanwil Kemenag Sumsel HM. Alfajri Zabidi menuturkan bahwa di era digital ini ada tiga tantangan besar yang dihadapi bangsa, yakni radikalisme, narkoba, dan terorisme. Pihaknya sebagai instansi yang membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di bidang agama, juga dituntut ikut berperan dalam menangkal dan mengatasi tiga masalah ini.
“Persoalan ini bisa diatasi apabila setiap anak bangsa memiliki pemahaman yang benar terhadap agama yang dianutnya,” ucapnya.
Fajri menjelaskan, radikalisme agama muncul setidaknya karena empat hal. Pertama, karena ketidaktahuan akan ajaran agama yang sebenarnya, kedua karena semangat berlebihan dalam menjalankan amalan agama, ketiga karena keliru menilai perilaku umat beragama, dan keempat karena adanya pengaruh dari luar negeri.
“Untuk menangkal dan mengatasi radikalisme, Kementerian Agama memilih melakukan pendekatan yang lebih halus dan mendasar dengan meluruskan kembali pemahaman yang salah di masyarakat, menumbuh kembangkan paham agama yang baik, agama yang bisa berdiri dan duduk bersama-sama dengan Agama yang lain di tengah kemajemukan, yang bisa compatible dengan demokrasi, yang menjunjung tinggi HAM yang penuh dengan toleransi, menyebarkan kedamaian bagi seluruh alam semesta,” bebernya.
Kemudian, sambung Fajri, dengan melakukan komunikasi intensif dengan para pendidik pesantren, para tokoh agama, guru agama untuk memberikan pelajaran agama sesuai ajaran sesungguhnya. “Terakhir menjadikan penyuluh agama sebagai corong Kemenag dalam memberikan pencerahan bagi masyarakat,” pungkasnya. (Yanti)