Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Melemah
lamanqu.com – Rupiah diperkirakan melemah pada hari ini seiring dengan menanjaknya kasus Covid-19 dan rencana Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan.
“Rupiah akan melanjutkan konsolidasi dan ditutup melemah ke level Rp14.220-Rp14.260 pada Kamis (17/6/2021),” papar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim dalam publikasi riset.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (16/6/2021), rupiah terdepresiasi 0,09 persen atau 12,5 poin ke level Rp14.237 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah turun 1,34 persen.
Rupiah turun bersama beberapa mata uang di kawasan Asia Pasifik. Dolar Taiwan terpantau turun 0,04 persen, peso Filipina turun 0,10 persen, dan bhat Thailand turun 0,07 persen.
Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,15 persen, yuan China menguat 0,14 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,03 persen. Data yang diterbitkan Bank Indonesia kemarin menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.257 per dolar AS, turun 13 poin atau 0,09 persen dari posisi sebelumnya, Selasa (15/6/2021) Rp14.244 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah menyusul kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta.
“Upaya yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dinilai terlampau lemah membendung gelombang tinggi sebaran corona yang sekarang ini sudah bermutasi menjadi sejumlah varian baru yang telah terkonfirmasi masuk Jakarta seperti varian J117 dan B1617,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (16/6/2021).
Adapun, salah satu opsi yang bisa diambil pemerintah adalah dengan memberlakukan lockdown di Ibu Kota Negara. Kendati strategi itu diyakini dapat mengurangi penyebaran virus, namun dampaknya terhadap ekonomi tak dapat dihindarkan demi menjaga kesehatan masyarakat.
Dari eksternal, Bank Sentral AS (Federal Reserve) diperkirakan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Namun demikian, pelaku pasar akan mencari petunjung apakah The Fed mengakui inflasi mungkin tidak sementara seperti yang diperkirakan.
Pasar juga memantau hasil rapat Bank Indonesia, yang diperkirakan masih memertahankan suku bunga acuan BI7DDR di level 3,5 persen.