lamanqu.com – Nilai tukar rupiah diprediksi dapat membuka perdagangan awal pekan ini, Senin (22/3/2021), di zona hijau, melanjutkan tren penguatan daripada perdagangan sebelumnya.
Ekonom Fiskal dan Kesejahteraan Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa sentimen imbal hasil obligasi AS masih akan membayangi pasar dan memengaruhi pergerakan rupiah.
“Saya kira masih akan sideways di kisaran Rp14.350- Rp14.400, pergerakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen yield obligasi AS dan juga kewaspadaan akan potensi gelombang kedua dari Covid-19 secara global,” jelasnya.
Selain itu, dinamika pergerakan rupiah pekan ini juga akan dibayangi sentimen rencana penerbitan obligasi oleh Pemerintah Indonesia. Rencana penerbitan itu diproyeksi akan mendorong arus dana asing masuk ke Indonesia dan mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.
Adapun, pada penutupan perdagangan Jumat (19/3/2021) ditutup menguat 0,02 persen atau 2,5 poin ke level Rp14.407,5 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan, rupiah bergerak di rentang Rp14.407,5–Rp14.470.Pada perdagangan sepekan terakhir, rupiah mengalami pelemahan. Pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.385 per dolar AS.
Dengan demikian, dalam sepekan lalu rupiah melemah 22,5 poin melemah 0,15 persen.Sementara itu, sepanjang tahun berjalan rupiah 2021, rupiah telah melemah 2,55 persen terhadap dolar AS.