Buntut Pengeroyokan Pedagang Bakso, Satu Pelaku Diciduk

Hukum, Kriminal
Dianiaya Para Preman , Pengeroyokan Pegawai Bakso Di Bwah Jembatan Ampera
Pelaku Pengeroyokan Yang Diamankan Oleh Tim Polsek Ilir Timur I Kota Palembang | @LQ Koleksi

Palembang, lamanqu.comSalah satu pelaku pengeroyokan Ridho Satria (23) pegawai bakso di bawah Jembatan Ampera yang sempat viral di media sosial (medsos), berhasil dibekuk oleh Polsek Ilir Timur I Palembang.

Hal itu diungkapkan Kapolsek Ilir Timur I, Kompol Hardiman, “Betul, baru satu kita amankan atas nama Weli Hendri alias Ali sedangkan yang lain masih dalam tahap pengejaran,” ujarnya, Jumat (15/01/2021).

Lebih lanjut, Hardiman mengatakan, Meski baru berhasil menangkap satu pelaku, kini polisi sudah mengantongi nama-nama pelaku lainnya. Namun ia tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah pelaku dari tindak kekerasan tersebut.

“Yang jelas, identitas pelaku sudah diketahui dan sekarang masih kita lakukan pengejaran terhadap pelaku pengeroyokan lainnya,” tegasnya.

Sebelumnya, pada Selasa (12/01/2021) Sore, Korban Rido Satria (23) seorang pegawai bakso yang sehari-hari berjualan di bawah Jembatan Ampera dekat pasar 16 ilir mengalami luka robek di kepala akibat dianiaya para preman. Tak sampai disana, gerobak bakso korba juga hancur akibat ulah preman tersebut.

Sementara, Evita (29) pemilik dagangan bakso tersebut, mengatakan, kejadian bermula saat pegawainya berjualan di lokasi biasanya menggunakan gerobak.

Lalu, datang seorang preman berinisial RZ ingin menukar uang pecahan Rp5000 kepada pegawainya. Namun ternyata uang tersebut robek.

“Pegawai saya sempat protes, namun pelaku tidak mendengarkan dan langsung mengambil uang pegawai saya,” ujar Evita warga Jalan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I Palembang ini saat dikomfirmasi Rabu (13/01/2021).

Tak cukup samapi disitu, para preman langsung memukul kepala anak buahnya hingga korban melarikan diri ke tempat Evita berjualan yang tidak jauh dari TKP.

Pelaku juga mengikuti pegawainya sampai di tempat Evita berjualan. “Preman itu marah-marah bahkan mengancam akan membunuh pegawai saya. Dan saya katakan jangan marah, kasihan dia hanya berjualan saja,” kata bos bakso itu.

Kemudian suaminya pun datang ke TKP dan kembali berjualan menemani pegawainya di tempat semula. Tiba-tiba datang rombongan preman yang tidak diketahui jumlahnya langsung mengeroyok pegawainya hingga mengalami luka di kepala.

gerobak bakso, pengeroyokan
Kondisi Gerobak Dagangan Korban Yang Dihancurkan Pelaku | @LQ Koleksi

Mereka beramai-ramai merusak grobak di tempat pegawai saya berjualan hingga hancur,” bebernya.

Evita juga menjelaskan, para preman tadi juga sering minta uang diluar uang keamanan bahkan sering makan tidak bayar. Padahal pihaknya sudah bayar uang keamanan kepada mereka setiap hari sebesar Rp28 ribu per pedagang.

“Awal saya berjualan disana bayar kepada mereka Rp 1,8 juta dan perhari Rp 28 ribu tapi tetap saja diganggu, tidak hanya saya namun pedagang lain juga tidak luput dari gangguan mereka,” kata Evita.

Evita juga menuturkan, dirinya sering gonta ganti pegawai, karena sering diganggu para preman tersebut. Saat disinggung kenapa tidak sejak lama dilaporkan Polisi Evita mengatakan malah mengaku takut.

“Tidak ada yang berani melaporkan meraka karena takut, kami memberanikan diri lantaran sudah tidak tahan melihat pegawai saya luka robek di kepala dan gerobak saya hancur. Akibat kajadian itu kami rugi sekitar Rp10 Juta,” tutupnya.

Atas kejadian tersebut, korban bersama pegawainya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Palembang.